Kabupaten Tangerang (ANTARA) - Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) akan melakukan monitoring dan pendataan kemiskinan atas dampak bencana alam di Aceh, Sumatera Utara (Sumut) dan Sumatera Barat (Sumbar).
"Tugas kita itu pasca-bencana, bukan saat bencana, makanya kami sedang berkoordinasi untuk mengumpulkan informasi dan data," ujar Wakil Kepala BP Taskin Iwan Sumule di Tangerang, Banten, Senin.
Ia mengatakan dampak bencana alam yang terjadi di daerah Sumatera dan Aceh ini diprediksi berpengaruh pada tingginya angka kemiskinan ekstrem, sebab peristiwa itu mengganggu roda perekonomian.
Pihaknya akan memonitor dampak ekonomi yang ditimbulkan akibat bencana di Aceh dan Sumatera tersebut. Hasilnya, kata dia, bisa menjadi dasar untuk menangani kemiskinan di daerah terdampak.
Baca juga: BNPB: Korban bencana paling banyak berasal dari kelompok miskin
"Karena masyarakat rentan miskin ini banyak juga, karena goncangan ekonomi, akibat bencana alam itu masyarakat yang berada di rentan miskin menjadi miskin," kata Iwa Sumule.
Ia menambahkan saat ini pemerintah tengah berupaya mencari solusi melalui program-program unggulan, termasuk dalam pemberdayaan dan pemulihan ekonomi di daerah terdampak bencana tersebut.
"Kami harus mendapat informasi yang sebaik-baiknya untuk bisa mencari solusi dalam bentuk program-program pemberdayaan," tuturnya.
Baca juga: BP Taskin: Pemulihan pascabencana momentum bangkitkan ekonomi lokal
Dalam hal ini, kata dia, BP Taskin menargetkan upaya jangka menengah dalam penurunan angka kemiskinan ekstrem hingga 4,5 persen pada tahun 2029.
Berdasarkan data, lanjutnya, tingkat kemiskinan nasional saat ini berada di angka 8,47 persen.
"Kalau program pengentasan kemiskinan dilakukan secara berkelanjutan dan konsisten, maka penurunan angka kemiskinan itu tiap tahun itu bisa kita lakukan itu satu persen setiap tahunnya," kata Wakil Kepala BP Taskin Iwan Sumule.
Baca juga: BP Taskin targetkan kemiskinan ekstrem turun hingga 4,5 persen di 2029
Pewarta: Azmi Syamsul Ma'arif
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

















































