Kabupaten Bogor (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional (BNN) melalui Balai Besar Rehabilitasi di Lido, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menjalin kerja sama dengan Yayasan Mitra Organik Program untuk memberikan pelatihan pertanian berbasis teknologi atau smart farming bagi para klien rehabilitasi.
Kerja sama tersebut dituangkan dalam bentuk penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang dilaksanakan pada Senin, di Balai Besar Rehabilitasi BNN, Wates, Bogor. Program ini menjadi bagian dari strategi BNN untuk memberdayakan klien rehabilitasi secara produktif dan berkelanjutan.
Deputi Bidang Hukum dan Kerja Sama BNN Agus Irianto menjelaskan pelatihan ini difokuskan pada peningkatan kapasitas klien melalui pendekatan teknologi modern, khususnya dalam sektor pertanian.
"BNN tidak bisa berjalan sendiri. Kami membutuhkan kolaborasi dengan berbagai pihak, baik nasional maupun internasional, untuk memperkuat layanan rehabilitasi," kata Agus.
Pelatihan akan menggunakan sistem rumah kaca (greenhouse) dan teknologi smart farming yang memungkinkan peserta memahami pertanian dari tahap dasar hingga mampu menjalankannya secara mandiri.
"Teknologi ini dirancang agar mudah diakses oleh klien yang tidak memiliki latar belakang pertanian sekalipun," ujarnya.
Agus mengatakan program pelatihan tidak diberikan secara seragam kepada seluruh klien, melainkan berdasarkan minat dan bakat masing-masing. Klien yang berminat akan melalui proses penyaringan untuk memastikan kesesuaian dengan materi pelatihan.
"Tujuannya agar klien bisa produktif sesuai minatnya, tidak dipaksakan. Kalau tidak cocok, justru bisa menghambat proses rehabilitasi,” ujarnya.
Baca juga: BNN prioritas 7 daerah pelatihan keterampilan cegah peredaran narkoba
Dia menyebutkan jenis komoditas yang dikembangkan dalam pelatihan meliputi tanaman cepat panen seperti sayuran, kacang, dan ubi, serta tanaman jangka panjang seperti vanili.
"Program ini juga akan menerapkan pendekatan berbasis komunitas dengan membagi kelompok klien ke dalam kategori cepat, menengah, dan lambat dalam menerima pelatihan," ujarnya.
Selain memberikan keterampilan teknis, kata dia, program ini juga membuka peluang bagi klien untuk bekerja mandiri pascarehabilitasi. Mereka dapat menjual hasil pertanian secara langsung atau melalui jejaring distribusi yang sudah dibangun oleh Yayasan Mitra Organik.
"Jaringan pemasaran yang tersedia sudah cukup luas, bahkan mencakup pasar Asia Tenggara dan internasional. Ini bisa menjadi peluang besar bagi klien untuk hidup mandiri," ujar Agus.
Menurut Agus, setelah diluncurkan di Balai Besar Rehabilitasi Lido, program pelatihan serupa akan diterapkan di lembaga rehabilitasi lain yang dikelola oleh BNN di berbagai daerah.
"Inisiatif ini merupakan bagian dari penguatan program rehabilitasi nasional berbasis produktivitas," ujarnya.
Dia mengatakan program kerja sama ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2019, serta Peraturan BNN Nomor 1 Tahun 2022 tentang organisasi dan tata kerja BNN.
Baca juga: Mantan pecandu narkoba ikuti pelatihan sablon kaus di Jakarta Pusat
Baca juga: Masyarakat rawan narkoba mendapat bimtek "life skill"
Baca juga: BNN berikan pelatihan antinarkoba di balai-balai Kemendes PDTT
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.