Surabaya (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur menggelar upacara dan meluncurkan program strategis pencegahan stunting untuk memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32 tahun 2025 di Surabaya pada Senin.
Kepala Perwakilan BKKBN Jatim Maria Ernawati di Surabaya Senin, menjelaskan bahwa pihaknya telah merancang lima program strategis dalam skema Quick Win, salah satunya adalah Gerakan Orang Tua Cegah Stunting (Genting) yang mendorong kolaborasi pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam upaya pencegahan stunting sejak dini.
Baca juga: Prevalensi stunting Jatim terbaik pertama di Pulau Jawa
"Angka stunting secara nasional masih cukup tinggi. Alhamdulillah, di Jawa Timur telah menurun menjadi 14,7 persen. Namun, upaya pencegahan harus terus kita dorong, termasuk melalui program Genting," ujar Maria dalam kegiatan bertema “Peduli KRS (Keluarga Risiko Stunting) 3B”.
Selain Genting, empat program lain yang turut diluncurkan adalah pelatihan pengasuh Tempat Penitipan Anak/TPA (Tamasya), Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), Lansia Berdaya (SIDAYA), serta pengembangan Super App yang menyediakan informasi dan layanan konsultasi keluarga berbasis digital.
Ia berharap program-program yang digulirkan dapat menjangkau lebih banyak keluarga di daerah.
"Kasus stunting masih tinggi di Indonesia. Harapannya, program ini bisa menjadi solusi nyata untuk pencegahannya," tambahnya.
Baca juga: Gubernur Jatim ajak PKK-posyandu turunkan stunting dan sukseskan MBG
Maria juga menyinggung pentingnya menjaga ketahanan keluarga di era digital, dengan tetap mengutamakan interaksi langsung antaranggota keluarga.
"Kita harus menjaga agar keluarga tidak didominasi oleh teknologi digital secara berlebihan. Interaksi nyata harus tetap menjadi prioritas," katanya.
Pada kesempatan yang sama, BKKBN juga menyalurkan bantuan bagi keluarga berisiko stunting.
Sasa, salah satu warga Kelurahan Karang Menjangan Surabaya, menyambut baik dukungan dari pemerintah itu.
Baca juga: Pemkot Madiun salurkan bansos pangan untuk keluarga rawan stunting
"Ini bentuk perhatian dari pemerintah, khususnya BKKBN, bagi ibu hamil dan keluarga berisiko stunting. Saya sangat mengapresiasi program ini," ujar Sasa yang sedang mengandung anak pertamanya.
Pewarta: Willi Irawan
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.