Makassar (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, melansir dampak bencana tanah longsor yang menerjang lima kecamatan di kabupaten itu telah mengakibatkan ratusan warga terdampak setelah longsor.
"Ada dua dusun dengan jumlah 180 jiwa terdampak longsor. Longsor terparah berada di Kecamatan Sinjai Barat," kata Kepala BPBD Sinjai Budiman saat dikonfirmasi wartawan, Selasa.
Dampak longsor tersebut dipicu hujan deras yang mengguyur Kabupaten Sinjai sejak Minggu-Senin (6-7 Juli 2025) yang mengakibatkan tanah longsor pada lima kecamatan masing-masing di Kecamatan Sinjai Selatan, Bulupoddo, Sinjai Borong, dan Sinjai Barat.
Lokasi yang terdampak parah, kata dia, berada di Desa Bontolempangan, Sinjai Barat. Jalan sepanjang 100 meter tertimbun material tanah longsor dengan ketebalan 8-10 meter sehingga sulit diakses.
Selain itu, ada 10 rumah warga tertimbun material tanah tersebar di enam desa pada Kecamatan Sinjai Borong, Sinjai Tengah dan Sinjai Barat. Sejauh ini tim BPBD dan tim gabungan telah melakukan penanganan.
Baca juga: Pegawai Kemendagri yang hilang akibat longsor Puncak belum ditemukan
Data sementara, terdapat dua warga yang terdampak tanah longsor telah dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan karena mengalami luka berat.
Selain itu, dampak kerusakan yang ditimbulkan dari bencana tersebut yakni jembatan penghubung antardesa terputus sehingga sulit diakses. Sejauh ini, warga masih mengungsi dan sebagian lainnya masih terisolasi dan membutuhkan bantuan logistik serta obat-obatan.
Tim SAR Gabungan terus bekerja membersihkan material longsor yang menutup akses jalan. Tim juga berusaha menyalurkan bantuan kepada masyarakat terdampak. Budiman mengimbau warga agar tetap hati-hati, waspada dan siaga longsoran susulan di tengah perubahan cuaca tidak menentu.
Wilayah terdampak bencana
Sebelumnya, Analis kebencanaan BPBD Sinjai Andi Octave menyebutkan dampak cuaca ekstrem pada 6-7 Juli 2025 ada ratusan rumah terendam air hingga 1,5 meter dampak debit air Sungai Mangngottong, Tangka, Kalamisu, dan Apareng meluap. Selain banjir, bencana tanah longsor juga menutupi jalan.
Baca juga: BPBD Cianjur siagakan petugas-relawan di tiap desa antisipasi bencana
Di Kecamatan Pulau Sembilan tercatat empat rumah rusak ringan dampak angin puting beliung. Di Kecamatan Sinjai Barat ada delapan titik longsor, dua rumah tertimbun tanah, delapan tiang listrik rubuh dan sebanyak 23 unit rumah mengalami pergerakan tanah.
Di Kecamatan Sinjai Tengah, tercatat sebanyak 12 titik longsor, ada empat rumah rusak berat, 15 hektare kebun dan 47 hektare sawah terdampak banjir.
Sedangkan di Kecamatan Sinjai Borong, tercatat tiga rumah rusak, 6 hektare sawah tergenang, jembatan Alenangka–Samaturue terputus. Di Kecamatan Sinjai Timur 64 rumah tergenang, 122 hektare sawah terendam dengan 204 jiwa terdampak.
Baca juga: Banjir hingga longsor terjadi di 18 kecamatan di Kabupaten Bogor
Di Kecamatan Bulupoddo, dampak longsor di kebun warga dan satu ekor sapi hanyut. Sedangkan di Kecamatan Sinjai Utara, ada tiga kelurahan terdampak banjir, sebanyak 855 unit dengan 3.072 jiwa terdampak.
Sementara di Kecamatan Tellulimpoe, Jembatan Biroro–Massaile terputus, saluran irigasi 26 meter rusak, serta di Kecamatan Sinjai Selatan Jembatan Puncak–Songing terputus, lima ekor sapi dinyatakan hilang karena dibawa hanyut oleh air.
Secara akumulatif total korban terdampak mencapai 3.152 atau 893 keluarga, pengungsi 46 jiwa, korban luka berat dua orang, lahan persawahan seluas 179 hektare lebih, dan 22,57 hektare kebun rusak. Tiga jembatan penghubung antardesa terputus, 18 irigasi rusak, empat gedung sekolah terdampak serta 6 ekor sapi hanyut dibawa air.
Baca juga: Tim SAR hentikan pencarian dua petani korban longsor di Tasikmalaya
Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.