PBB (ANTARA) - Ratusan ribu warga sipil Palestina mengungsi untuk menyelamatkan diri dari serangan militer di Gaza City, sementara ratusan ribu lainnya tetap bertahan di tengah operasi bantuan yang semakin berkurang, demikian disampaikan sejumlah badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis (25/9).
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan serangan yang semakin intensif terhadap sejumlah bangunan tempat tinggal dan infrastruktur terus menyebabkan banyak jatuhnya korban jiwa dan mengakibatkan banyak warga terpaksa mengungsi.
"Hal ini mengancam kelangsungan operasi layanan penyelamatan nyawa, termasuk ambulans, fasilitas kesehatan, dukungan perawatan gizi, dan dapur komunitas. Warga sipil di Gaza City dan wilayah utara (Jalur Gaza) memerlukan dukungan kemanusiaan yang berkelanjutan dan berskala besar, yang pada gilirannya memerlukan akses berkelanjutan dan jaminan keamanan yang andal bagi para pekerja bantuan," kata OCHA.
Kantor tersebut melaporkan bahwa semua upaya PBB pada Kamis untuk mengoordinasikan akses staf dan mitranya ke atau di dalam wilayah utara ditolak oleh otoritas Israel, kecuali satu misi yang akhirnya harus dibatalkan oleh pihak penyelenggara.
"Hal ini menghambat pelaksanaan misi-misi yang telah direncanakan seperti pengiriman air. Selama sepekan terakhir, bahkan misi-misi yang disetujui oleh otoritas Israel sering kali memakan waktu berjam-jam untuk diselesaikan, dengan tim terpaksa menunggu di jalan-jalan berbahaya atau padat," kata OCHA.
Kantor tersebut menyatakan bahwa setelah penutupan perlintasan perbatasan Zikim pada 12 September, tingkat penolakan pergerakan kemanusiaan ke Gaza utara naik menjadi 40 persen pada Senin (22/9), dibandingkan dengan 18 persen selama 11 hari sebelumnya.
Di bagian selatan Jalur Gaza, OCHA mengatakan tim kemanusiaan mengumpulkan pasokan dari perlintasan Kerem Shalom/Karem Abu Salem. Mereka berhasil membawa makanan, pasokan kesehatan, dan bahan bakar lebih dekat ke daerah-daerah yang sangat membutuhkan di selatan, saat tim melakukan penilaian lapangan untuk perencanaan kemanusiaan lebih lanjut.
Kantor tersebut mengatakan badan dunia itu terus menerima laporan tentang orang-orang yang tewas atau terluka saat mencari makanan atau bantuan.
Kantor Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Hak Asasi Manusia (Office of the United Nations High Commissioner for Human Rights/OHCHR) mengatakan bahwa antara 17 September hingga Senin, sebanyak 21 warga Palestina dilaporkan tewas, termasuk kematian di dekat tiga lokasi pasokan yang dimiliterisasi dan di sepanjang rute Morag di sebelah selatan Khan Younis.
Kantor tersebut menambahkan bahwa sejak 27 Mei, sedikitnya 2.340 orang tewas saat berusaha mendapatkan makanan atau bantuan, dengan lebih dari separuhnya tewas di dekat lokasi distribusi pasokan bantuan yang dimiliterisasi dan sisanya di sepanjang rute konvoi penyaluran bantuan.
Pewarta: Xinhua
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.