Ramallah (ANTARA) - Pemerintah Palestina menyambut baik hasil pertemuan donor yang dipimpin Norwegia, WAFA melaporkan pada Jumat (26/9).
Pertemuan yang berlangsung pada Kamis itu menunjukkan dukungan politik dan finansial internasional bagi Palestina serta penolakan terhadap kebijakan sepihak Israel yang menahan penerimaan pajak, sebut kantor berita Palestina itu.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengumumkan pembentukan Aliansi Darurat Internasional untuk membantu pendanaan Otoritas Palestina.
Saudi berjanji menyumbang 90 juta dolar AS (Rp1,5 triliun), Jerman 30 juta euro (Rp587 miliar), dan Spanyol 50 juta dolar. Negara-negara lain juga akan memberikan dana tambahan.
Perdana Menteri Palestina Mohammad Mustafa menyerukan negara-negara sahabat untuk segera memberikan kontribusi mereka agar pemerintah bisa memenuhi tugasnya di tengah blokade keuangan Israel. Dia juga mendesak Israel membebaskan seluruh penerimaan pajak yang ditahan.
Dalam pidato yang disampaikan lewat panggilan video dari kantornya di Kota Ramallah, Mustafa mendorong negara donor untuk bergabung dalam inisiatif Saudi-Norwegia-Spanyol-Prancis.
Inisiatif itu akan menyediakan paket darurat senilai 200 juta dolar AS per bulan selama enam bulan bagi Palestina untuk menjamin keberlangsungan layanan publik, seperti kesehatan, pendidikan, keamanan, dan ketahanan rakyat Palestina di tengah perang.
Mustafa memaparkan situasi kemanusiaan di Gaza dan rencana pemulihan pascaperang, serta memperingatkan adanya ancaman aneksasi Israel di Tepi Barat, kekerasan pemukim, dan aksi pendudukan yang bertujuan melemahkan lembaga-lembaga nasional.
Dia juga memaparkan agenda reformasi dan pengembangan kelembagaan pemerintah Palestina.
Negara-negara peserta menegaskan penolakan mereka terhadap kebijakan Israel yang menahan penerimaan pajak, aneksasi, dan pengusiran warga Palestina.
Mereka menegaskan lagi dukungan pada Palestina, termasuk upaya menyatukan badan-badan nasional di Tepi Barat dan Gaza, serta menyambut langkah reformasi yang diumumkan Presiden Mahmoud Abbas dan pemerintah.
Baca juga: Palestina ajukan keanggotaan penuh BRICS
Baca juga: Palestina: Perang Israel di Gaza termasuk yang paling mengerikan
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.