Jakarta (ANTARA) - Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mendorong pelaku usaha untuk mengembangkan produk fesyen yang tidak hanya menarik secara estetika, tetapi juga berkelanjutan secara lingkungan dan sosial.
Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian UMKM Siti Azizah menyampaikan bahwa keberlanjutan dalam industri fesyen merupakan elemen krusial untuk dapat bersaing di pasar global yang semakin mengutamakan produk-produk ramah lingkungan dan berkelanjutan.
“Mari kita dorong lahirnya generasi fesyen yang bukan hanya menguasai pasar, tetapi juga membawa misi keberlanjutan,” kata Siti Azizah dalam acara Indonesia Fashion Ecosystem Summit (IDFES) 2025 di Jakarta, Jumat.
Siti menuturkan industri fesyen Indonesia memiliki potensi besar, menyumbang hampir 20 persen dari nilai tambah ekonomi kreatif nasional dan membuka lapangan pekerjaan bagi jutaan orang, terutama pelaku UMKM.
Baca juga: Kemenperin sebut industri fesyen tunjukkan tren positif
Namun, di tengah potensi tersebut, Siti menyebut sektor ini juga menghadapi tantangan global seperti pergeseran preferensi konsumen ke produk ramah lingkungan, percepatan digitalisasi, serta munculnya ekonomi sirkular dan teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI).
Tren ritel juga mengalami pergeseran signifikan. Konsumen kini menginginkan pengalaman belanja yang terintegrasi antara online dan offline, serta transparansi dalam proses produksi.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Reni Yanita menyampaikan bahwa pada triwulan II-2025, kontribusi industri fesyen terhadap produk domestik bruto (PDB) industri pengolahan nonmigas tercatat sebesar 6,96 persen, naik 1,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.