BGN: 45 dapur MBG tak jalankan SOP, 40 di antaranya langsung ditutup

1 hour ago 1
Kami tidak akan main-main dengan kesehatan anak-anak di Indonesia

Jakarta (ANTARA) - Badan Gizi Nasional (BGN) mengumumkan sebanyak 45 dapur program Makan Bergizi Gratis terbukti tidak menjalankan standar prosedur operasional (SOP) dan 40 dapur di antaranya langsung ditutup oleh BGN sampai batas waktu yang tak ditentukan.

Wakil Kepala BGN Nanik Sudaryati Deyang saat jumpa pers di Jakarta, Jumat, menyatakan penyelidikan terhadap dapur-dapur yang bermasalah terus dilakukan dan pengawasan berjenjang pun dilakukan secara berkala terhadap satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) dan dapur-dapur Makan Bergizi Gratis (MBG).

"Sampai sore hari ini (26/9), kami mencatat ada 45 dapur kami yang ternyata tidak menjalankan SOP dan menjadi penyebab terjadinya insiden keamanan pangan. Dari 45 dapur itu, 40 dapur kami nyatakan ditutup untuk batas waktu yang tidak ditentukan sampai semua penyelidikan, baik investigasi maupun perbaikan-perbaikan saranan dan fasilitas selesai dilakukan," kata Nanik di Kantor BGN, Jakarta.

Nanik melanjutkan pada Kamis (25/9) malam, BGN juga telah menerbitkan surat kepada seluruh mitra MBG pemerintah untuk segera melengkapi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS), sertifikat halal, dan sertifikat penggunaan air layak pakai.

Baca juga: BGN laporkan 70 kasus keracunan, 5.914 penerima MBG terdampak

BGN memberikan waktu selama satu bulan kepada para mitra untuk melengkapi dokumen-dokumen wajib tersebut.

"Kalau dalam satu bulan, kepada para mitra di seluruh Indonesia, kalau Anda semua tidak memenuhi, tidak mempunyai sertifikat SLHS, sertifikat halal, dan sertifikat untuk kelayakan air yang bisa dikonsumsi, kami akan menutup. Mohon maaf. Kontrak Anda hanya satu tahun. Dalam satu tahun itu, ada klausul di mana kami bisa menghentikan sepihak. Kami tidak akan main-main dengan kesehatan anak-anak di Indonesia," kata Wakil Kepala BGN memberikan peringatan kepada para mitra pemerintah dalam pelaksanaan MBG.

Pada kesempatan sama, BGN kemudian mengumumkan sepanjang periode Januari hingga September 2025, tercatat 70 insiden keamanan pangan, termasuk insiden keracunan, dan 5.914 penerima MBG pun terdampak.

Baca juga: BGN minta maaf dan tanggung jawab atas keracunan MBG

Dari 70 kasus itu, sembilan kasus dengan 1.307 korban ditemukan di wilayah I Sumatera, termasuk di Kabupaten Lebong, Bengkulu, dan Kota Bandar Lampung, Lampung.

Kemudian, di wilayah II Pulau Jawa, ada 41 kasus dengan 3.610 penerima MBG yang terdampak, dan di wilayah III di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Bali, dan Nusa Tenggara ada 20 kasus dengan 997 penerima MBG yang terdampak.

Dari 70 kasus keracunan itu, penyebab utamanya ada kandungan beberapa jenis bakteri yang ditemukan, yaitu e-coli pada air, nasi, tahu, dan ayam.

Kemudian, staphylococcus aureus pada tempe dan bakso, salmonella pada ayam, telur, dan sayur, bacillus cereus pada menu mie, dan coliform, PB, klebsiella, proteus dari air yang terkontaminasi.

Baca juga: BGN: SPPG yang alami kasus keracunan MBG dihentikan minimal 14 hari

Baca juga: BGN pastikan periksa sampel menu MBG sebelum didistribusikan

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |