Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) mengatakan sejumlah kebijakan pemerintah mulai dari antidumping, perlindungan pasar (safeguard), hingga penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib terbukti memberikan dorongan besar bagi kemajuan sektor tersebut.
Ketua Umum Asaki Edy Suyanto mengatakan bahwa tiga kebijakan berpihak pada industri dalam negeri tersebut memberikan dampak berkelanjutan (multiplier effect) yang sangat positif pada pelaku industri.
“Tahun ini terdapat tambahan kapasitas produksi baru hingga 25 juta meter persegi dan berhasil menyerap sekitar 1.500 tenaga kerja baru,” ujar Edy dalam pernyataan dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu.
Efek lanjutan dari meningkatnya kapasitas produksi tersebut adalah kemampuan industri nasional untuk sepenuhnya menggantikan keramik impor, yang sebelumnya mencapai 80 juta meter persegi per tahun.
Menurut Edy, kabar baik lainnya adalah para importir kini bersinergi dengan produsen lokal melalui skema Original Equipment Manufacturing (OEM). Dengan konsep tersebut, importir tidak lagi harus mendatangkan produk dari luar negeri, tetapi bekerja sama dengan pabrikan dalam negeri untuk memproduksi keramik dengan jenama mereka sendiri.
“Hampir 90 persen importir besar yang bonafid telah menandatangani kontrak OEM dengan industri keramik nasional, dan mereka mengaku lebih puas dibanding mengimpor sendiri,” kata Edy.
Industri keramik nasional menawarkan sejumlah kelebihan yang membuat konsep OEM semakin diminati. Beberapa di antaranya yaitu, kepastian suplai dan ketepatan waktu pengiriman, sehingga tidak ada keterlambatan akibat proses logistik internasional.
Selanjutnya, harga lebih stabil karena tidak dipengaruhi fluktuasi kurs valuta asing, serta pelayanan purna jual dan garansi kualitas yang tidak mungkin diperoleh jika melakukan impor langsung.
Keunggulan tersebut membuat ekosistem industri keramik nasional semakin kompetitif, sekaligus memperkuat substitusi impor di sektor penunjang pembangunan dan properti.
Asaki menilai bahwa keberhasilan ini menunjukkan efektivitas sinergi antara pemerintah, pelaku industri, dan pelaku pasar, ujar dia.
Edy berharap kebijakan yang mendukung industri dalam negeri dapat terus dipertahankan sehingga pertumbuhan positif dapat berlanjut pada tahun-tahun berikutnya.
Dengan permintaan keramik nasional yang terus meningkat, ditambah kemampuan produsen dalam negeri yang semakin kuat, sektor keramik diproyeksikan akan menjadi salah satu motor penggerak industri manufaktur nasional pada tahun 2026.
Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































