Apindo nilai pertemuan RI-FKI perkuat kerja sama sektor EV dan baterai

6 hours ago 3
Dengan langkah-langkah konkret ini, Indonesia dan Korea Selatan berkomitmen untuk memperkuat kerja sama bilateral....

Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menilai, pertemuan tingkat tinggi antara Pemerintah Indonesia dan Federasi Industri Korea (FKI) memperkuat kerja sama strategis kedua negara, khususnya di sektor kendaraan listrik (EV) dan baterai.

Shinta mengatakan, dari hasil pertemuan tersebut, Apindo dan FKI sepakat untuk memperdalam kerja sama dalam industri berorientasi masa depan, khususnya di bidang kendaraan listrik (EV) dan baterai.

“Untuk mempercepat kemajuan, kedua pemerintah didorong untuk memprioritaskan usaha patungan, skema investasi bersama, dan program transfer keterampilan, sehingga membangun ekosistem industri berteknologi tinggi yang inovatif dan tangguh,” ujar Shinta dalam keterangannya, di Jakarta, Selasa.

Kolaborasi ini akan melibatkan pengembangan sistem baterai dan platform EV, yang akan menempatkan kedua negara sebagai mitra penting dalam pengembangan kapasitas industri berteknologi tinggi.

Pertemuan yang digelar di Jakarta pada Senin (29/4) itu turut melibatkan Presiden Prabowo Subianto dan anggota kabinetnya, sekaligus menjadi momentum penting dalam mempercepat implementasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Korea (IK-CEPA).

“Melalui kerangka ini, Indonesia berkomitmen untuk memperluas kolaborasi di berbagai sektor, termasuk pertanian, kesehatan, konstruksi, perikanan, otomotif, semikonduktor, dan teknologi informasi, yang menyoroti visi bersama untuk keterlibatan ekonomi yang strategis dan saling menguntungkan,” kata Shinta.

Dengan dukungan penuh dari kedua pemerintah serta sektor swasta, IK-CEPA diharapkan menjadi landasan kokoh bagi hubungan ekonomi yang berkelanjutan antara Indonesia dan Korea Selatan (Korsel).

Sebagai catatan, investasi Korsel di Indonesia meningkat signifikan dalam dekade terakhir, tumbuh sebesar 145 persen dari 1,21 miliar dolar AS pada 2015 menjadi hampir 3 miliar dolar AS pada 2024.

Lebih lanjut, Apindo juga mendorong kemitraan lebih erat antara bisnis Korea dan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).

FKI diharapkan dapat memanfaatkan peluang investasi yang disediakan oleh Danantara, terutama di sektor hilirisasi industri, transisi energi, dan pengembangan pasar.

“Dengan langkah-langkah konkret ini, Indonesia dan Korea Selatan berkomitmen untuk memperkuat kerja sama bilateral, dengan fokus pada sektor-sektor berorientasi teknologi tinggi dan berkelanjutan. Langkah-langkah ini menunjukkan potensi besar dalam mempercepat transisi ekonomi yang lebih hijau dan inovatif,” kata dia pula.

Selain itu, kedua pihak sepakat untuk memperluas volume perdagangan produk-produk kunci dan memperdalam kolaborasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), yang menjadi fokus utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif.

Shinta menambahkan, melalui kolaborasi ini, bisnis Korea dapat memainkan peran penting dalam mewujudkan aspirasi pembangunan jangka panjang Indonesia sambil mendapatkan keuntungan yang kuat dan siap menghadapi masa depan.

“Dengan insentif fiskal yang menarik, regulasi yang dipermudah, dan keunggulan logistik yang kuat, KEK Indonesia menyediakan dasar yang kokoh untuk memajukan kerja sama bilateral, dengan fokus pada industri berteknologi tinggi, manufaktur hijau, dan sektor yang berorientasi ekspor untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dan saling menguntungkan," katanya pula.

Baca juga: RI-Korsel kerja sama smart factory untuk pacu daya saing industri

Baca juga: Airlangga ungkap rencana Korsel tambah investasi Rp30 triliun di RI

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |