Jakarta (ANTARA) - Aktor Hengky Tornando mengungkapkan konflik film "Mengejar Restu" dipicu oleh wasiat yang bersifat mengikat di lingkup pesantren, yang memicu masalah dalam rumah tangga Fais (Dimas Seto) dan Dania (Dhini Aminarti).
"Peran saya sebagai Kyai Abdullah ini sangat kukuh pada wasiat tentang kepemimpinan pesantren, yang menciptakan masalah besar," kata Hengky saat "intimate screening film" di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Sabtu.
Ketika wasiat dari pendahulunya tidak mencakup cucu perempuan sebagai penerus pesantren, sang kyai pun secara tidak sengaja mengeskalasi konflik dalam rumah tangga Fais dan Dania yang hanya memiliki seorang anak perempuan.
Namun, Hengky melanjutkan, alur film menunjukkan bahwa kekuatan yang lebih besar membuat sang kyai akhirnya luluh.
Baca juga: Puadin Redi debut sutradara, filmnya "Mengejar Restu" uji kesabaran
“Ada sebuah bagian yang bisa mengalahkan ego-nya [Kyai Abdullah], tapi [solusi] itu datang dari [sumber tak terduga], tidak tergantung dari sosoknya di situ,” ujar Hengky.
Film yang ditayangkan perdana di bioskop seluruh Indonesia mulai 11 Desember itu dipersembahkan oleh rumah produksi MVP Pictures, Bahagia Pictures, serta A&Z Films.
"Mengejar Restu" merupakan film layar lebar garapan perdana aktor sinetron Puadin Redi dengan dibintangi Anantya Kirana, Ranty Purnamasari, hingga empat pasangan selebritas ternama di layar televisi seperti Dhini Aminarti dan Dimas Seto, Arie Untung dan Fenita Arie, Citra Kirana dan Rezky Adhitya serta pasangan senior Baby Zelvia dan Hengky Tornando.
Ide cerita hingga skenario digarap secara kolaborasi oleh sutradara bersama tim penulis Titien Wattimena dan Lynda Ulviana.
Baca juga: Hengky Tornando Tentang Wartawan dan Kasus Hukum Artis
Baca juga: Sutradara "Mengejar Restu" gandeng konsultan khusus agama bukan komedi
Baca juga: Dibintangi 4 pasangan suami istri, "Mengejar Restu" tayang 11 Desember
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































