Jakarta (ANTARA) - Dosen Universitas Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Laode Muhammad Syarif mengatakan pentingnya kesinambungan antara kampus dan dunia usaha untuk menjawab tantangan bisnis dan pendidikan yang lebih berkelanjutan.
"Biasanya dunia kampus itu agak terputus dengan dunia usaha, walaupun selalu digembar-gemborkan dari zamannya Presiden Habibie sampai sekarang, tetapi memang itu sudah harus lebih didekatkan lagi agar dunia usaha jauh lebih dekat dengan dunia akademik agar lebih berkelanjutan," katanya saat ditemui usai ajang SDG Innovation Accelerator for Young Professionals (SDGI) 2025 di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Jakarta, Kamis.
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masa bakti 2015-2019 tersebut juga menekankan pentingnya para dosen untuk terus beradaptasi dan memperbarui ekosistem berdiskusi antara dosen, mahasiswa, dan dunia usaha agar saling terhubung untuk menciptakan inovasi-inovasi yang lebih berdampak pada masyarakat.
Baca juga: Wamenaker ajak dunia usaha wujudkan hubungan industrial transformatif
"Biasanya kan kami para dosen itu cenderung baca buku, itu-itu lagi yang diajarkan, kurang gaul, jadi dosen itu kalau mau paham sesuatu, mesti mencari tahu apa sih yang lagi digandrungi dunia usaha, maka kita harapkan event seperti SDGI 2025 ini bukan hanya untuk gengsi perusahaan, melainkan memang menjadi suatu platform antara akademisi, bisnis, pemerintah, regulator, dan sebagainya untuk berkumpul dan benar-benar memberikan dampak untuk semua," paparnya.
Ia menegaskan, BRIN juga berperan sangat penting untuk menghubungkan universitas dengan perusahaan dan bersama-sama menciptakan inovasi yang memiliki kebaruan serta berdampak bagi masyarakat.
"BRIN ini kan sebagai otak dari Indonesia, sehingga mudah-mudahan dunia usaha ini lebih dekat juga dengan dunia kampus dan penelitian agar dapat menghasilkan inovasi yang betul-betul novelty-nya tinggi dengan dampak yang besar," ujar dia.
Baca juga: Kepala Bappenas sebut dunia usaha yang tangguh indikator negara maju
Sementara itu, President Director dari Institute for Sustainability and Agility Maria Nindita Radyati menyampaikan pentingnya dosen untuk selalu memperbarui dan memodifikasi kurikulum pengajaran agar terus relevan dengan perkembangan di dunia global.
"Kebetulan saya juga dosen ya, jadi saya rasa kita bisa memodifikasi kurikulum itu, utamanya kita sebagai dosen itu harus mengikuti perkembangan standar global di bidang pembangunan berkelanjutan (SDGs) karena itu berubah terus, lalu juga perkembangan dari peraturan di Indonesia, jadi kita lihat konteks global dan Indonesia-nya," kata Nindita.
Menurutnya, SDGs tidak hanya terkait dengan lingkungan hidup, tetapi juga bidang-bidang lain seperti kewirausahaan, sumber daya manusia, hingga pemasaran.
"Juga ke semua aspek dari yang ada di fakultas-fakultas seluruh universitas di Indonesia, itu penting dan harus kita dukung," tuturnya.
Baca juga: Kadin-Bank Tanah buka peluang dunia usaha aktif di proyek strategis
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.