Airlangga: Program Lebaran dorong pertumbuhan ekonomi dan daya beli

3 hours ago 1

Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis bahwa program-program yang diluncurkan dalam momentum Lebaran tahun ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya beli masyarakat.

Hal ini disampaikannya usai mendampingi Presiden bertemu dengan rektor perguruan tinggi tingkat Nasional di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis malam, menanggapi kekhawatiran terkait kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam dua bulan pertama 2025.

"Nanti kita akan lihat juga program yang akan diluncurkan dalam tahapan Lebaran ini. Mudah-mudahan akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi di tengah masyarakat dan mendorong konsumsi, kemudian juga kita berharap ekspor berjalan," katanya.

Airlangga menegaskan bahwa kondisi APBN Januari-Februari 2025 telah dijelaskan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani kepada publik dan masih dalam tahap perkembangan awal.

Dalam upaya meningkatkan daya beli, kata Airlangga, pemerintah akan meluncurkan berbagai program, termasuk di sektor ritel dan belanja online.

"Besok kita luncurkan di ritel, belanja online juga. Dengan keluarnya tunjangan hari raya dan bonus hari raya, diharapkan daya beli bisa terdongkrak," kata Airlangga.

Baca juga: Airlangga dan DEN siapkan strategi guna capai pertumbuhan 8 persen

Selain itu, kebijakan lain seperti penurunan harga tiket pesawat sebesar 13-14 persen serta diskon tarif tol hingga 10 persen pada hari-hari tertentu juga diharapkan dapat meningkatkan aktivitas ekonomi.

Terkait target pertumbuhan ekonomi, Airlangga tetap optimistis bisa berada dalam kisaran yang telah ditetapkan.

"Masih dalam range, masih optimistis. Defisit juga masih di angka 3%, dan rasio utang di bawah 40%," ujarnya.

Ia juga mengatakan bahwa dibandingkan dengan negara lain, Indonesia masih dalam posisi yang lebih baik.

"Singapura saja 170%, Jepang juga tinggi. Itu tergantung penggunaan, tapi kita tetap optimistis," pungkasnya.

Dengan berbagai stimulus ekonomi yang dijalankan selama periode Lebaran, pemerintah berharap dapat menjaga stabilitas ekonomi sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Baca juga: Luhut dan Airlangga bentuk tim kajian khusus penghambat investasi

Diberitakan sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan bahwa APBN per 28 Februari 2025 mengalami defisit Rp31,2 triliun atau 0,13% dari PDB. Defisit ini masih dalam target APBN 2025 yang ditetapkan sebesar Rp616,2 triliun atau 2,53% dari PDB.

Pendapatan negara mencapai Rp316,9 triliun (10,5% dari target), dengan penerimaan perpajakan sebesar Rp240,4 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp76,4 triliun. Sementara itu, belanja negara mencapai Rp348,1 triliun (9,6% dari target), terdiri atas belanja pemerintah pusat Rp211,5 triliun dan transfer ke daerah Rp136,6 triliun.

Keseimbangan primer tercatat surplus Rp48,1 triliun, menandakan kemampuan negara dalam mengelola utang. Namun, realisasi pembiayaan anggaran mencapai Rp220,1 triliun atau 35,7% dari target, yang menurut Sri Mulyani terjadi karena strategi front loading dalam penarikan pembiayaan di awal tahun.

Sri Mulyani juga menjelaskan bahwa laporan APBN baru disampaikan setelah penundaan sebulan untuk memastikan stabilitas data dan menghindari kesalahpahaman dalam interpretasi.

Pewarta: Andi Firdaus, Livia Kristianti
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |