Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) menyoroti urgensi reformasi pendidikan dokter di Indonesia, dengan menegaskan komitmennya mendorong transformasi pendidikan kedokteran nasional guna menghadapi tantangan kesehatan global.
Ketua Umum AIPKI Prof Dr dr Wisnu Barlianto di Jakarta Selasa, menyatakan bahwa pendidikan kedokteran Indonesia harus beradaptasi dengan dinamika zaman, termasuk perkembangan kecerdasan buatan, telemedisin, dan pendekatan interprofesional dalam layanan kesehatan.
Transformasi pendidikan kedokteran nasional guna menghadapi tantangan kesehatan global tersebut termasuk di antaranya melalui peningkatan jumlah dokter, dokter spesialis, dan subspesialis dengan tidak melupakan mutu lulusan.
Baca juga: AIPKI tegaskan tidak toleransi oknum dokter yang lakukan pelecehan
"Transformasi pendidikan kedokteran adalah keniscayaan. Kami ingin mencetak dokter yang tidak hanya kompeten secara klinis, tetapi juga adaptif terhadap perubahan teknologi dan tantangan sosial di masyarakat," kata Wisnu.
Wisnu menekankan pentingnya kolaborasi antara institusi pendidikan, rumah sakit pendidikan, dan pemerintah dalam memastikan lulusan dokter yang unggul dan merata di seluruh wilayah Indonesia.
Ia menilai upaya standardisasi pendidikan, sistem uji kompetensi nasional yang lebih adaptif, serta perluasan akses beasiswa untuk mahasiswa dari daerah kurang terlayani menjadi fokus utama AlPKI tahun ini.
Baca juga: AIPKI sebut usulan penambahan dokter harus memperhatikan sebaran
Dalam upaya meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan, jelas Wisnu, AIPKI telah menginisiasi sejumlah program, di antaranya digitalisasi modul pembelajaran nasional berbasis kompetensi dan kebutuhan lokal, juga program pertukaran dosen dan mahasiswa kedokteran lintas institusi.
Selain itu, lanjutnya, AIPKI juga menjalin kemitraan dengan institusi global dalam pengembangan kurikulum kedokteran berbasis evidence-based practice dan teknologi digital, serta menjamin iklim pendidikan kedokteran yang sehat bebas dari perundungan.
"AIPKI juga mendorong pemerintah untuk memberikan perhatian lebih terhadap penguatan kapasitas institusi pendidikan kedokteran, khususnya dalam pengadaan sarana praktik, laboratorium digital, serta sistem manajemen mutu berbasis akreditasi nasional dan internasional hingga rumah sakit universitas sebagai wahana utama pendidikan," ujarnya.
Melalui hal tersebut, Wisnu optimistis bahwa pendidikan kedokteran Indonesia akan mampu menghasilkan tenaga dokter yang profesional, humanis, dan siap melayani bangsa dengan integritas tinggi.
Baca juga: AIPKI: Langkah pencegahan penting guna hapus perundungan di kedokteran
Terpisah, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menegaskan bahwa AIPKI memegang peran strategis sebagai mitra pemerintah dalam meningkatkan mutu dan akses pendidikan tenaga medis di Indonesia.
Brian menekankan pentingnya terobosan lintas kampus untuk menjawab berbagai hambatan dalam sistem pendidikan kedokteran, termasuk keterbatasan akses, kualitas pembelajaran, dan kebutuhan tenaga medis di berbagai daerah.
"Pemerintah berkomitmen untuk terus mendukung kemitraan strategis ini demi menghasilkan sumber daya manusia kesehatan yang profesional, adaptif, dan berdaya saing global," ucap Menteri Brian.
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.