Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Fajar Riza Ul Haq mengajak para orang tua di tanah air untuk mulai aktif menanamkan budaya membaca sejak dini kepada anak-anak.
Menurut Wamen Fajar, budaya membaca itu bernilai penting dalam pembentukan karakter, literasi, dan kualitas generasi mendatang, terutama di tengah potensi kemunculan dampak serius dari transformasi teknologi dan maraknya scroll culture atau budaya menggulir konten digital secara terus-menerus, yang mengubah perilaku membaca generasi muda.
“Anak-anak sekarang lebih suka video pendek dan bacaan singkat, padahal tingkat gemar membaca kita baru 20–25 persen. Artinya, hanya satu dari lima orang Indonesia yang suka membaca. Ini tantangan besar yang harus kita jawab bersama,” ujar Wamen Fajar dalam Sosialisasi Sistem Informasi Buku Indonesia (SIBI) dan bedah buku Garuda Gaganeswara: Teka-Teki Jalan Lurus Melingkar karya Ary Nilandari yang digelar di Bandung, Jawa Barat, Jumat.
Baca juga: Mendiktisaintek ajak mahasiswa berkarakter sukses dan gemar membaca
Berikutnya, Wamen Fajar menyampaikan untuk menghadapi tantangan era scroll culture, Kemendikdasmen di bawah kepemimpinan Mendikdasmen Abdul Mu'ti berupaya mengatasi persoalan tersebut dengan mengenalkan pendekatan pembelajaran mendalam.
“Pak Menteri Abdul Mu'ti selalu mengingatkan bahwa pembelajaran mendalam bukan sekadar banyaknya buku yang dibaca atau materi yang dipelajari, melainkan juga memahami isi bacaan dan mendalami materi, menghubungkannya dengan dunia nyata, dan melatih berpikir kritis serta imajinasi anak-anak. Ini cara kita mengatasi dampak scroll culture di tengah banjirnya konten yang kurang mendidik” kata dia menjelaskan.
Baca juga: MPR: Butuh kreativitas dan kolaborasi untuk tingkatkan literasi rakyat
Selain itu, di tengah berbagai tantangan tranformasi teknologi saat ini, ia juga menegaskan bahwa Kemendikdasmen berkomitmen untuk terus berupaya menguatkan budaya literasi melalui penyediaan buku berkualitas dan pemanfaatan SIBI, platform buku teks dan nonteks yang terkurasi, aman, dan relevan.
Namun menurutnya, meski e-book mempermudah akses, tetapi buku cetak tetap penting untuk meningkatkan pemahaman pembaca.
Baca juga: Bunda Literasi dan Duta Baca jadi penggerak budaya gemar membaca
“Banyak riset menunjukkan pemahaman membaca melalui buku cetak lebih baik. Oleh karena itu, perpaduan buku cetak dan digital penting untuk mendorong pembelajaran mendalam yang sedang kami galakkan,” ujarnya, dikutip dari keterangan yang diterima di Jakarta.
Di akhir sambutan, Wamen Fajar berpesan bahwa membangun budaya gemar membaca tidak bisa hanya mengandalkan sekolah dan guru.
“Mari budayakan membaca sehari satu lembar atau satu bab di rumah. Mencintai buku adalah mencintai ilmu. Dengan kebiasaan ini, kita akan melahirkan generasi berkualitas, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan zaman,” ucapnya.
Baca juga: Pemkot Jakpus dorong generasi muda gemar baca untuk perkaya literasi
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.