Jakarta (ANTARA) - Raksasa teknologi asal China, Huawei, mengumumkan peluncuran infrastruktur kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI) yang dimaksudkan untuk membantu meningkatkan daya komputasi.
Dilaporkan Techcrunch, Kamis (18/9) waktu setempat, peluncuran ini memungkinkan Huawei untuk bersaing lebih baik dengan pesaing dari luar negeri yaitu Nvidia yang saat ini mengalami boikot dari perusahaan-perusahaan domestik di China.
Boikot itu terjadi setelah pemerintah China melarang pembelian chip dari perusahaan asal AS itu baru-baru ini, termasuk melarang pembelian server RTX Pro 600D milik Nvidia yang dirancang khusus untuk pasar di China.
Pengumuman infrastruktur AI itu dilakukan Huawei pada pidato utama di konferensi Huawei Connect yang berlangsung di kantor pusatnya di Shenzen, China.
Huawei mengumumkan teknologi bernama SuperPoD Interconnect baru yang dapat menghubungkan hingga 15.000 kartu grafis, termasuk chip AI Ascend milik Huawei, untuk meningkatkan daya komputasi.
Teknologi ini tampaknya menjadi pesaing infrastruktur NVLink Nvidia yang memfasilitasi komunikasi berkecepatan tinggi antara chip AI.
Hadirnya teknologi seperti ini sangat penting bagi Huawei untuk bersaing lebih baik dengan semikonduktor seperti Nvidia.
Meskipun chip AI Huawei saat ini kurang bertenaga dibandingkan Nvidia, kemampuan untuk mengelompokkannya bersama-sama akan memberi penggunanya akses ke daya komputasi yang lebih besar, yang dibutuhkan untuk melatih dan menskalakan sistem AI.
Baca juga: Huawei luncurkan seri Pura 80, tekankan inovasi fotografi mumpuni
Baca juga: Huawei Pura 80 Series meluncur di Indonesia
Baca juga: Huawei Mate 80 berpotensi dirilis November 2025 dengan empat varian
Penerjemah: Livia Kristianti
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.