Taman Asuh Sayang Anak wujud negara kurangi beban ganda perempuan

2 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) -

Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), salah satu program prioritas Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN merupakan salah satu wujud negara hadir untuk membantu mengurangi beban ganda perempuan.

Sekretaris Kemendukbangga/BKKBN Budi Setiyono dalam webinar yang diikuti di Jakarta, Senin, menyampaikan Indonesia terus mengalami penurunan angka kelahiran total atau total fertility rate yang di tahun 2024 mencapai angka 2,11, sehingga Kemendukbangga/BKKBN terus melakukan prokreasi program yang memperhatikan hak-hak perempuan di dalam proses reproduksi dan pengasuhan anak.

“Oleh karena itu, Kemendukbangga/BKKBN menaruh perhatian khusus untuk mengimbangi peran ganda perempuan yang selama ini berkontribusi sebagai care economy (pengasuhan di dalam rumah tangga), tetapi juga harus bisa berkontribusi secara ekonomi yang lebih luas,” katanya.

Budi juga menyoroti Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan yang saat ini masih berada di angka 56,42 persen, jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan TPAK laki-laki yang mencapai 84,66 persen menurut data dari BPS.

Baca juga: Kemendukbangga/BKKBN: Sinergi penting sukseskan Bangga Kencana

Selain itu, proporsi penduduk usia produktif yang mencapai 196 juta penduduk saat ini juga dimanfaatkan secara maksimal di pasar tenaga kerja. Hal tersebut menyebabkan kesenjangan, di mana persentase penduduk yang bekerja di sektor informal sebesar 59 persen, sedangkan yang bekerja di sektor formal hanya 41 persen.

Data tersebut juga sesuai dengan yang dimiliki oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tahun 2024, di mana ada sekitar 1.700 triliun investasi asing dan domestik, namun dari jumlah tersebut hanya mampu menyerap sekitar 2,4 juta tenaga kerja.

“Berarti sisa angkatan kerja kita belum terserap di sektor formal, sehingga itulah yang menjadi penyebab mereka harus bekerja di sektor informal yang tidak memiliki kepastian pendapatan per hari atau per bulan, oleh karena itu kita perlu melakukan investasi pembangunan manusia sejak dini,” paparnya.

Budi menegaskan, Tamasya merupakan salah satu upaya Kemendukbangga/BKKBN untuk melakukan kapitalisasi bonus demografi sesuai Undang-Undang Nomor 4 tahun 2024 tentang kesejahteraan ibu dan anak pada fase 1.000 hari pertama kehidupan yang menjamin terpenuhinya hak dan kebutuhan dasar ibu dan anak.

“Oleh karena itu, Kemendukbangga/BKKBN berkomitmen untuk berpartisipasi dan berkontribusi memastikan setiap anak di tempat penitipan anak atau Tamasya mendapatkan pendampingan dan pengasuhan yang baik,” tuturnya.

Baca juga: Kemendukbangga sebut lima indikator utama untuk wujudkan generasi emas
Baca juga: Kemendukbangga singgung peran generasi muda capai Indonesia Emas

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |