Medan (ANTARA) - Staf Khusus Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Arif Jamali menyebutkan pendidikan karakter harus dilaksanakan secara menyeluruh baik pada tenaga pendidik maupun pada siswa, sehingga hasilnya juga diharapkan dapat lebih maksimal.
"Pendidikan karakter harus holistik, menyeluruh sebagai satu kesatuan utuh, bukan hanya bagian-bagiannya secara terpisah," katanya di Medan, Senin, saat menghadiri Fasilitasi dan Advokasi Kebijakan Penguatan Karakter 2025 yang digelar oleh Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Sekretariat Jenderal Kemendikdasmen dengan menghadirkan 158 peserta dari 33 kabupaten dan kota di Sumatera Utara.
Ia mengatakan, jika pendidikan karakter tidak dilaksanakan secara menyeluruh, maka hasilnya tidak maksimal. Guru harus bisa menjadi contoh yang baik bagi siswanya dalam penerapan pendidikan karakter tersebut.
"Pendidikan karakternya harus holistik, baik terkena untuk gurunya maupun peserta didik. Karena kalau tidak akan 'jomplak'. Gurunya hanya bisa nyuruh, tapi tidak melakukan. Harus ke dua-duanya, gurunya juga harus bisa menjadi contoh," katanya.
Ia mengatakan, pendidikan karakter tidak hanya menjadi tanggung jawab satu pihak saja, baik pihak sekolah, kementerian, atau dinas pendidikan, melainkan tanggung jawab bersama, sehingga apa yang menjadi tujuan dari pendidikan karakter tersebut benar-benar dapat diwujudkan.
Baca juga: Anggota DPR nilai pembatasan Roblox bagian dari pendidikan karakter
"Sekolahan tentu sebagai penumpang utama, demikian juga keluarga. Kita juga sangat mengharapkan ada peran dari organisasi kemasyarakatan. Demikian juga dengan peran media massa sangat penting untuk menyebarluaskan hal hal-hal yang baik pada anak-anak kita, dan tentu juga pada warga, masyarakat, dan seumuran," katanya.
Sebelumnya Kepala Pusat Penguatan Karakter Sekretariat Jenderal Kemendikdasmen Rusprita Putri Utami menyebutkan, diperlukan sinergi dan keterlibatan aktif seluruh pemangku kepentingan untuk mengimplementasikan kebijakan penguatan pendidikan karakter.
"Sinergi diperlukan untuk memperkuat implementasi kebijakan Penguatan Pendidikan Karakter melalui strategi sosialisasi, advokasi, kemitraan, dan fasilitasi kepada seluruh pemangku kepentingan," katanya.
Ia mengatakan keberhasilan implementasi kebijakan penguatan karakter sangat dipengaruhi oleh peran aktif dari Catur Pusat Pendidikan, yakni satuan pendidikan, keluarga, masyarakat, dan media. Untuk itu dalam setiap aktivitas yang dilakukan, pihaknya selalu berkolaborasi atau melibatkan Catur Pusat Pendidikan.
Hal tersebut untuk memastikan seluruh pihak telah memahami kebijakan penguatan karakter yang meliputi penguatan pendidikan karakter melalui pembiasaan di satuan pendidikan, lingkungan aman, nyaman dan menggembirakan (LBANM) serta inklusivitas dan kebinekaan.
Melalui kegiatan tersebut, pihaknya ingin memastikan bahwa kebijakan tidak hanya menjadi sebuah dokumen, namun benar-benar diterapkan di semua lembaga pendidikan, keluarga, masyarakat, dan juga media massa yang saat ini disebut sebagainya usaha pendidikan.
"Tujuan utama kegiatan ini selain untuk menyosialisasikan kebijakan penguatan karakter, juga demi mendorong seluruh satuan pendidikan untuk bisa menjelaskan dan menjalankan kebijakan penguatan karakter di daerah masing-masing, sekaligus memotivasi satuan pendidikan melaksanakan kegiatan penguatan karakter secara berkelanjutan," katanya.
Baca juga: Mendikdasmen: Ibu berperan penting dalam membentuk karakter anak
Baca juga: Wamendikdasmen tekankan pentingnya penguatan karakter siswa
Pewarta: Juraidi
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.