Seratusan anak ramaikan Festival Anak Autis Riau 2025 di Pekanbaru

1 week ago 10

Pekanbaru, (ANTARA) - Seratusan anak autis di Provinsi Riau merayakan Hari Autis Sedunia dalam Festival Anak Autis bertajuk bertajuk Riau AutFest 2025 di Mal SKA Kota Pekanbaru yang digelar oleh Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus Pekanbaru Lab School, 25-27 April.

Ketua Panitia Riau AutFest 2025 Oda Hotma Setya Rini di Mal SKA, Jumat mengatakan untuk hari pertama pihaknya menggelar kegiatan seminar sebanyak tiga sesi. Kegiatan ini diikuti 100-150 orang tua, pendamping, guru dari kabupaten/kota di Provinsi Riau.

"Untuk tiga hari kegiatan ada 100-150 anak autis yang berpartisipasi pada sesi masing-masing. Hari ini kegiatan ada seminar, besok pentas seni anak dan pemberian apresiasi peserta terbaik, dan Minggu (27/4) jalan santai serta pelepasan balon, lomba mewarnai," katanya.

Pada hari pertama Riau AutFest 2025 menghadirkan pakar anak autis yang memberikan edukasi kepada masyarakat. Narasumbernya Guru Besar Psikologi Anak dan Keluarga Prof Dr Yuspendi, M.Psi., Psikolog., M.Pd. dari Bandung, Psikolog
klinis, Dr. Lisfarika Napitupulu, M.Ps, Dokter Spesialis Anak Sub Spesialis Neurologi Anak, dr. Denny Wellyam Sigarlaki, M.Sc., Sp.A., Subsp. Neuro (K).

Kemudian Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Eka Mayasari, M.Gizi, Sp.GK.; Coach Denny Hen, M.Si., MM., CCP., CT. dari Jakarta, Psikoedukator, Widiyono Javawinthsa, S.Pd., M.Si., CCP., Fisioterapis dan Ketua IFI Riau, Fachmi, S.Kes (FT), Terapis Okupasi Bapak Yoseph Triyadi, Amd. OT., S.Psi.; Terapis Wicara Priska Christabell, Amd.TW., S.I.Kom.; Konselor sekaligus orang tua anak dengan spektrum, Ibu dra. Esther Tjandrawijaya, MA., M.Pd., CFC.; dan individu dengan spektrum, Kak Debora Thania Sinulingga, S.Sn.

Baca juga: Pekanbaru Lab School kembali gelar festival untuk anak autis

Baca juga: Dokter: Pahami ciri-ciri anak berkebutuhan khusus sejak dini

Peserta berasal dari beberapa sekolah luar biasa dan sekolah khusus. Dalam acara ini mereka juga memamerkan hasil karya anak autis dari beberapa sekolah berupa lukisan dan kerajinan tangan.

Pengawas SLB Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Yasni yang membuka kegiatan tersebut mengatakan ini bentuk nyata komitmen menumbuhkan kesadaran terhadap penyandang autis. Pasalnya anak ini juga bagian dari bangsa yang berhak berkembang dan berkontribusi dari masyarakat.

"Dalam mewujudkan pendidikan inklusif, Disdik Riau melakukan berbagai program pertama mendukung tumbuh kembang anak autis dan berkebutuhan khusus untuk dapat belajar bersama dengan anak lainnya dalam suasana yang menghargai perbedaan," ujarnya.

Dikatakannya autis bukanlah penyakit, melainkan kondisi perkembangan yang harus dipahami, diterima dan didukung pendekatan yang tepat sehingga anak dengan autisme juga dapat hidup mandiri, produktif, dan berprestasi. Autisme juga spektrum mencerminkan keragaman individu dengan berbagai keunikan dan tantangan yang berbeda.

Baca juga: Tiga buku diluncurkan LSPR perbaiki kualitas hidup penyandang autisme ASEAN

Baca juga: Dokter: Autisme pada anak tidak selalu dipengaruhi oleh faktor genetik

Baca juga: KND: Beri lebih banyak ruang dan kesempatan anak autis berekspresi

Pewarta: Bayu Agustari Adha
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |