Riset Citi ungkap industri post-trade global siap transformasi digital

2 hours ago 2
Transformasi digital diproyeksikan akan ditopang oleh percepatan penyelesaian transaksi, adopsi aset digital, serta pemanfaatan kecerdasan buatan generatif (GenAI).

Jakarta (ANTARA) - Citibank, N.A. dalam whitepaper terbarunya bertajuk 'Securities Services Evolution' menyatakan industri post-trade global tengah memasuki fase transformasi digital.

Transformasi digital diproyeksikan akan ditopang oleh percepatan penyelesaian transaksi, adopsi aset digital, serta pemanfaatan kecerdasan buatan generatif (GenAI).

Head of Investor Services Citi Chris Cox menerangkan, pelaku pasar kini bergerak ke arah yang sama.

“Mulai dari percepatan penyelesaian transaksi hingga otomatisasi dalam layanan aset, serta meningkatnya partisipasi pemegang saham dan tata kelola, visi kolektif para pelaku pasar di seluruh dunia kini mengarah pada tema yang sama," kata Chris dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Industri post-trade global mencakup serangkaian proses setelah transaksi perdagangan aset finansial, seperti saham atau obligasi, dieksekusi di bursa.

Infrastruktur ini memastikan setiap transaksi diselesaikan dengan aman dan efisien, contohnya layanan kliring dan kustodian.

Chris menambahkan, fokus pelaku pasar kini semakin tertuju pada inisiatif penyelesaian transaksi dengan siklus trade date + 1 day (T+1), adopsi aset digital, serta GenAI di operasional.

"Di Citi, kami tidak hanya mengamati perubahan ini, tetapi juga secara aktif membantu nasabah memanfaatkan peluang dan menciptakan nilai melalui penerapan solusi digital dan data secara strategis," ujarnya.

CEO Citi Indonesia Batara Sianturi mengatakan bahwa transformasi global ini juga relevan bagi Indonesia.

Menurutnya, percepatan pembayaran, adopsi aset digital, dan pemanfaatan AI berpotensi membuka peluang baru bagi industri keuangan serta memperkuat ekonomi digital nasional.

“Citi Indonesia, melalui jaringan global dan layanan digital kami, berkomitmen mendukung klien institusional agar siap menghadapi perubahan ini,” katanya.

Edisi kelima whitepaper tahunan Citi ini melibatkan 537 pemimpin industri serta wawasan kualitatif dari 13 lembaga infrastruktur pasar keuangan.

Untuk pertama kalinya, survei ini juga menyoroti peran GenAI dan pandangan pelaku pasar terkait adopsinya.

Beberapa temuan utama whitepaper memperlihatkan arah transformasi industri post-trade.

Pertama, Citi menilai stablecoin yang diterbitkan bank akan menjadi enabler utama untuk efisiensi jaminan, tokenisasi dana, dan sekuritas non-publik. Sebab, pada 2030, sekitar 10 persen perputaran pasar diperkirakan sudah berbasis aset digital dan tokenisasi sekuritas.

Kedua, percepatan penyelesaian transaksi T+1 juga disebut menimbulkan beban kerja historis tertinggi.

Sebanyak 76 persen perusahaan global tercatat tengah menggarap inisiatif T+1 pada 2025, sementara 48 persen lainnya masih menyelesaikan proyek di Amerika Utara.

Ketiga, GenAI semakin banyak diuji coba dalam operasional post-trade.

Sebanyak 86 persen responden menyatakan tengah menguji coba GenAI, dengan 57 persen di antaranya khusus untuk post-trade.

Perusahaan pembeli menjadi pionir, sementara 67 persen investor institusional memprioritaskan penggunaan GenAI untuk rekonsiliasi, pelaporan, hingga penyelesaian transaksi.

Keempat, kawasan Asia Pasifik tercatat sebagai yang terdepan dalam adopsi aset digital.

Hal itu didorong oleh tingginya penggunaan kripto di kalangan ritel serta dukungan regulasi yang mempercepat implementasi proyek-proyek aset digital.

Head of Custody Citi Amit Agarwal menilai tren ini sebagai sinyal kuat bahwa klien tengah menyiapkan bisnis mereka untuk masa depan.

“Kustodian diperkirakan akan menjadi pihak utama dalam tokenisasi sekuritas pada 2030, dan Citi siap menjalankan peran tersebut,” ujarnya pula.

Baca juga: Citi Indonesia revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi RI di 4,9 persen

Baca juga: Citi Indonesia: Target pertumbuhan ekonomi 5,4 persen 2026 realistis

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |