Milan (ANTARA) - Alice menempuh perjalanan selama lebih dari satu jam dari Alessandria ke Milan, berharap dirinya akan beruntung.
Baginya, Labubu bukan sekadar mainan biasa, melainkan tren terbaru yang sepertinya dikejar semua orang, sebuah aksesori yang menyenangkan dan membawa sentuhan mode yang tak terduga.
Marta, seorang warga Milan, ternyata lebih beruntung. Setelah memenangkan slot pembelian melalui undian daring, dia bergegas pergi ke toko di Corso Buenos Aires, area perbelanjaan tersibuk di Milan, keesokan harinya.
Sambil mendekap Blind Box atau kotak misterinya, dia menahan keinginan untuk membukanya saat itu juga.
"Anda bisa melihat Labubu di mana-mana di jalan sekarang," katanya. "Ini merupakan sebuah tren, aksesori, dan mainan pada saat yang bersamaan."
Mereka hanyalah dua di antara sekian banyak pembeli dalam antrean yang sering kali mengular hingga puluhan meter di luar gerai POP MART yang beretalase kaca di Corso Buenos Aires.
Di balik jendela etalase, karakter Labubu yang bermata lebar dan "menyeramkan tetapi menggemaskan" membalas tatapan orang-orang yang lewat, sementara di dalam toko, suasananya ramai seperti stasiun metro di jam-jam sibuk.
Perusahaan designer toy yang berbasis di Beijing ini membuka gerai pertamanya di Italia pada Juli 2024.
Kurang dari setahun kemudian, pada Juni 2025, perusahaan ini berekspansi dengan membuka gerai pop-up di toko serba ada Rinascente. Sementara itu, gerai permanen kedua sedang dalam proses pembangunan.
"Atmosfernya sangat fantastis, penuh semangat, dan penuh energi," kata Marco Ardizzone, direktur penjualan POP MART untuk Eropa Selatan.
"Sebagian besar pelanggan datang dari Milan, tetapi kami juga melihat orang-orang dari Bergamo, Venesia, Turin, bahkan Roma dan Napoli. Kami memiliki antrean di luar setiap hari, dan tren ini tidak akan berhenti dalam waktu dekat."
Mainan yang memimpin tren ini adalah Labubu, makhluk yang "menyeramkan tetapi menggemaskan" dari koleksi "Monster" POP MART.
Diciptakan oleh desainer kelahiran Hong Kong yang dibesarkan di Belanda, Kasing Lung, karakter dengan dunia narasi yang unik ini sangat disukai oleh anak muda Italia.
"Ini sangat cocok dengan klien lokal kami. Mereka menyukai kisahnya," kata Ardizzone. Bagi banyak penggemarnya, Labubu menawarkan ekspresi diri dan ikatan emosional.
Sejumlah pengamat industri melihat kepopuleran POP MART di Italia sebagai bagian dari perluasan gerakan "Guochao" atau "China-chic", yang memadukan motif tradisional China dengan desain kontemporer.
Media Italia mengatakan bahwa bahasa visual POP MART "memiliki frekuensi yang sama" dengan budaya mode Milan, memungkinkan mainan yang dahulu hanya dibuat untuk segmen tertentu memasuki arus utama.

Mulai dari antrean pengatur keramaian hingga laman "pemenang" daring untuk slot pembelian, Labubu telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari di Milan.
Kepopulerannya menyoroti tiga kekuatan yang saling bersinggungan di kota itu, yaitu selera yang semakin meningkat terhadap estetika "menyeramkan tetapi menggemaskan", ketertarikan pada penceritaan yang terbuka, dan keinginan untuk melakukan partisipasi sosial melalui aktivitas mengoleksi dan berbagi
Sementara Labubu memimpin, POP MART bertaruh pada perpaduan karakter dan kolaborasi yang lebih luas untuk menjaga partisipasi para penggemar Italia. Bagi merek ini, Milan merupakan pasar sekaligus pesan, bukti bahwa budaya pop China dapat berkembang dalam dialog dengan identitas Italia yang digerakkan oleh mode.
Kembali ke Corso Buenos Aires, toko ini selalu ramai dikunjungi setiap hari, baik oleh keluarga dengan anak-anak, pelajar dengan pakaian streetwear, dan pekerja kantoran yang sedang istirahat makan siang. Sosok-sosok kecil berpindah dari kotak kemasannya ke tangan pembeli, kemudian ke unggahan di media sosial, membawa ikon buatan China ke dalam budaya Milan.
Penerjemah: Xinhua
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.