Menag ajak santri teladani ulama terdahulu yang mampu bangun peradaban

2 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama Nasaruddin Umar mengajak para santri untuk meneladani ulama-ulama terdahulu yang mampu melahirkan karya besar sekaligus membangun peradaban.

"Tradisi pesantren kita kaya dengan warisan intelektual. Dari sinilah lahir ulama, pemikir, sekaligus pemimpin umat. Pesantren harus tampil sebagai pusat lahirnya generasi yang mampu berperan dalam percaturan global," ujar dia di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan pesantren memiliki potensi besar untuk menjadi episentrum peradaban Islam dunia, jika santri mampu menghidupkan kembali semangat keilmuan para pendahulu.

Menurut dia, pesantren bukan hanya pusat pendidikan agama, tetapi juga lembaga yang berkontribusi besar bagi pembangunan bangsa.

Ia menyinggung kisah para ulama klasik sebagai teladan bagi santri.

Ia mencontohkan Imam Al-Ghazali yang menulis karya monumental Ihya Ulumuddin untuk menghidupkan kembali spiritualitas umat.

Baca juga: Akademisi: Kaum santri harus dukung program pemerintahan Prabowo

Begitu pula Ibn Rushd yang menjembatani ilmu agama dengan filsafat sehingga menjadi rujukan dunia Barat.

"Mereka adalah contoh bagaimana seorang ulama tidak hanya menguasai teks agama, tetapi juga ilmu pengetahuan luas yang membangun peradaban," kata dia.

Ia juga mengisahkan Syekh Abdul Qadir al-Jailani yang menekankan pentingnya kejujuran dalam menuntut ilmu.

"Syekh Abdul Qadir pernah dinasehati oleh ibunya, 'Jangan bohong, maka selamat.’ Pesan inilah yang relevan bagi santri zaman sekarang, bahwa ilmu tanpa kejujuran akan kehilangan berkah," kata dia

Ia menegaskan pentingnya keterhubungan antara ilmu agama dan ilmu umum.

Menurut dia, kejayaan peradaban Islam di Baghdad menjadi bukti bagaimana ulama, ilmuwan, dan filosof bersinergi membangun peradaban dunia.

"Tidak boleh ada pemisahan ilmu. Santri harus menguasai kitab, sekaligus terbuka pada sains dan teknologi modern. Dengan begitu, pesantren akan melahirkan generasi alim, cerdas, dan siap memimpin," kata dia.

Sebelumnya, Kementerian Agama menyiapkan sajian khusus pada Peringatan 10 Tahun Hari Santri. Sejumlah agenda mulai dari halaqah ulama, antara lain Cek Kesehatan Gratis (CKG) hingga peninjauan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Suyitno menegaskan Hari Santri tahun ini harus menjadi kesempatan baik untuk memperkuat peran pesantren dalam pembangunan bangsa.

Baca juga: Kemenag siapkan sajian khusus Hari Santri 2025, dari CKG hingga MBG

Baca juga: Kemenag-Kemenkes perkuat layanan kesehatan di pesantren

Baca juga: Guru Besar UINSA: Resolusi jihad momentum bangkitnya umat Islam

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |