Jakarta (ANTARA) - Presiden Prabowo Subianto mengaku mempelajari pengalaman 20 tahun memimpin negara dari pejabat terdahulunya, yakni Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Ke-7 RI Joko Widodo yang keduanya masing-masing memimpin selama 10 tahun.
Dalam pidatonya di depan peserta Kongres VI Partai Demokrat di Jakarta, termasuk di depan SBY pada Selasa malam, Presiden Prabowo membantah SBY melakukan "cawe-cawe" atau ikut campur saat Prabowo meminta nasihat.
"Jangan ada pikiran ih cawe-cawe lah, apa enggak ada. Saya minta dicawe-cawe, saya datang ke Pak SBY minta masukan. Benar Pak SBY? Bapak enggak pernah titip-titip apa-apa ke saya, enggak pernah, saya datang," kata Prabowo dalam pidatonya itu.
Prabowo juga membantah Joko Widodo juga melakukan cawe-cawe saat dirinya mendatangi mantan Wali Kota Solo itu.
Menurut Prabowo, kedekatannya dengan SBY dan Jokowi bertujuan untuk mempelajari kepemimpinan dari dua sosok mantan Presiden RI tersebut.
Baca juga: Lewat Danantara, Prabowo ingin banyak BUMN masuk Fortune Global 500
"Pak SBY mimpin 10 tahun, Pak Jokowi mimpin 10 tahun, 20 tahun pengalaman. Hanya orang yang bodoh yang tidak mau belajar dari 20 tahun pengalaman," kata Prabowo.
Atas dasar itu lah, Prabowo pun mengundang SBY dan Jokowi untuk bersama-sama meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Senin (24/2) lalu.
Prabowo Subianto diapit oleh Joko Widodo di sisi kirinya, dan SBY di sisi kanannya saat menekan tombol bersama seraya meluncurkan secara resmi BPI Danantara.
Kepala Negara mengatakan bahwa Danantara sebagai dana kekayaan Negara atau sovereign wealth fund Indonesia itu, akan mengelola aset senilai lebih dari 900 miliar dolar AS, dengan proyeksi dana awal mencapai 20 miliar dolar AS.
"Ini bisa (dilakukan) karena presiden-presiden sebelumnya yang mengamankan, yang menjaga Republik kita, yang sekian tahun tidak diinvasi negara lain, yang sekian tahun tidak mengganggu bangsa lain," kata Prabowo.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2025