Kementerian ESDM: PLTS atap jadi kunci untuk capai bauran EBT

1 hour ago 1

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap menjadi kunci untuk mencapai bauran energi baru terbarukan (EBT).

"Memang kita mendorong PLTS atap ini juga merupakan upaya untuk bisa mencapai target bauran EBT kita," ujar Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan Kementerian ESDM Andriah Feby Misna di Jakarta, Rabu.

Menurut Feby, PLTS atap berkapasitas 1,45 megawatt peak (MWp) merupakan kapasitas yang paling besar untuk sektor komersial di ibu kota.

"PLTS atap ini menjadi simbol kepedulian kita untuk menghadirkan energi bersih dan ramah lingkungan di tengah hiruk-pikuk kota. Sekaligus memperkuat komitmen perusahaan untuk implementasi prinsip lingkungan, sosial, tata kelola atau environment, social and governance (ESG) di sektor komersial dan pembangunan," katanya.

Baca juga: IESR nilai perlu ada pembebasan bea masuk bahan baku PLTS

Pemerintah Indonesia sangat berkomitmen untuk bisa melakukan upaya-upaya mitigasi gas rumah kaca. Pemerintah memiliki target jangka panjang untuk bisa menuju Net Zero Emission di tahun 2060.

"Kita mempunyai sumber energi terbarukan, sumber energi yang ramah lingkungan yang cukup banyak dan cukup bervariasi.
Dan alhamdulillah karena kita berada di daerah tropis, kita mempunyai sumber energi surya yang sangat luar biasa," kata Feby.

Kementerian ESDM melihat dari sisi potensi PLTS ini kurang lebih ada 3,3 terrawatt sebenarnya yang dimiliki Indonesia. Namun, memang saat ini kalau melihat dari sisi implementasinya baru kurang lebih 1 gigawatt yang terpasang, dan ini mencakup PLTS atap, kemudian juga PLTS terapung, dan PLTS yang terpasang di tanah (groundmounted).

"Jadi kita punya ruang (space) yang sangat besar sebenarnya untuk bisa kita manfaatkan energi surya yang ada di Indonesia," kata Feby.

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |