Membangun generasi santri cerdas digital

1 hour ago 1
Program Santri Cerdas Digital menegaskan bahwa literasi digital bukan kemewahan, melainkan kebutuhan. Santri yang melek digital adalah aset bangsa.

Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 30 santri berkumpul di sebuah masjid berukuran 70 meter persegi yang terletak di halaman depan Pondok Pesantren As’ad, salah satu pondok pesantren paling tua dan legendaris di Kota Jambi.

Hari itu para santri mengikuti kegiatan pengabdian penerapan IPTEK Universitas Jambi dengan topik santri cerdas digital, sebuah inisiatif yang bertujuan mentransformasi kemampuan literasi digital santri di tengah keterbatasan akses teknologi.

Kegiatan ini bukan sekadar pelatihan teknis. Di laboratorium komputer lantai dua, para santri yang mengenakan batik hijau dengan wajah berseri, menyimak materi tentang etika digital, berpikir kritis, publikasi karya digital, dan pemanfaatan teknologi secara produktif.

Di tengah larangan penggunaan gawai di sekolah dan asrama, semangat mereka menjadi bukti bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk tumbuh.

Sebagai bagian dari Generasi Z yang lahir dan tumbuh bersama teknologi yang membentuk pikiran, perilaku, dan jalan hidup, mau tidak mau santri juga harus belajar dan menguasai teknologi digital.

Teknologi digital bukan hanya soal telepon seluler (HP) dan laptop, tetapi apapun yang membuat hidup kita lebih fleksibel, mudah, dan serba cepat. Teknologi digital juga tentang cara berpikir, berjejaring, dan berkontribusi dalam masyarakat yang semakin terdigitalisasi.

Literasi digital adalah kecakapan hidup abad ke-21 yang tak bisa ditawar. Literasi digital membutuhkan teknologi, media, dan komunikasi audio visual dalam menghadapi perubahan yang timbul dari kebaruan teknologi.

Kemampuan digital ini tidak terlepas dari pemahaman santri tentang perangkat lunak dan keras dalam mengoperasi gawai, tablet, dan laptop. Di samping itu, pemahaman tentang platform digital, interaksi di media sosial, serta aktivitas ekonomi digital, seperti dompet digital, loka pasar, dan transaksi digital.

Program santri cerdas digital ini mengadopsi konsep literasi digital dari pemerintah, salah satunya dari Kementrian Komunikasi dan Digital lewat program Makin Cakap Digital yang diluncurkan secara nasional pada bulan Mei 2021.

Program ini juga dielaborasi dengan model literasi big six yang dirumuskan oleh Micheal B. Einsberg dan Robert E. Berkowitz, serta program dari hasil riset literasi digital yang dilakukan sendiri pihak kampus.

Baca juga: Pemerintah selenggarakan pelatihan literasi digital bagi pesantren

Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |