Pekanbaru (ANTARA) - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) menggandeng Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) untuk memperkuat kapasitas pengelolaan Desa Wisata Hutan Adat Imbo Putui di Desa Petapahan Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar Provinsi Riau.
Manajer Community Involvement & Development (CID) PHR Regional I, Iwan Ridwan Faizal mengatakan, pihaknya menggandeng UMRI sebagai mitra akademik. Tujuannya untuk menjadikan Hutan Adat Imbo Putui sebagai model pengelolaan desa wisata berbasis hutan adat yang unggul dan berkelanjutan.
"Program Desa Wisata Hutan Adat Imbo Putui merupakan komitmen PHR untuk tumbuh dan berkembang bersama masyarakat Riau. Tidak hanya berfokus pada ketahanan energi, PHR terus mendukung keberlanjutan lingkungan selaras dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar daerah operasi di Riau,” kata Iwan Ridwan Faizal dalam keterangannya di Pekanbaru, Rabu.
Dia mengatakan kawasan seluas 251 hektare ini bukan sekadar hamparan hijau, tetapi juga simbol perjuangan masyarakat Petapahan dalam mempertahankan warisan leluhur. Hutan Adat Imbo Putui sendiri memiliki nilai ekologis dan budaya yang tinggi.
Di dalamnya tumbuh berbagai jenis flora langka seperti anggrek, kantong semar dan tanaman obat. Fauna yang menghuni kawasan ini pun beragam, mulai dari burung endemik hingga mamalia dan reptil.
Sejak diresmikan sebagai hutan adat pertama di Riau oleh Presiden Joko Widodo pada 21 Februari 2020, kawasan ini terus berbenah menjadi destinasi ekowisata yang ramah lingkungan dan berbasis komunitas.
Oleh karena itu pihaknya memberikan pelatihan Community-Based Tourism (CBT) kepada masyarakat lokal, perangkat desa dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).
Mereka diajak untuk memahami bahwa mereka bukan sekadar penjaga hutan, tetapi juga aktor utama dalam membangun masa depan pariwisata yang berkelanjutan.
Dengan mengadopsi konsep CBT, dikatakannya masyarakat Petapahan kini memiliki harapan baru. Hutan bukan lagi sekadar ruang konservasi, tetapi juga menjadi ruang belajar, ruang berkarya dan ruang hidup yang memberikan manfaat ekonomi dan sosial.
"Di tengah tantangan zaman, kolaborasi seperti ini menjadi bukti bahwa pelestarian alam dan pembangunan masyarakat bisa berjalan beriringan," ungkapnya.
Baca juga: PHR tambah produksi 9.046 barel per hari dari lapangan kualitas rendah
Baca juga: PHR alirkan 3.400 barel minyak per hari dari 70 sumur baru
Baca juga: PHR siapkan ekplorasi tahap lanjut Sumur Migas Nonkonvensional di Riau
Pewarta: Bayu Agustari Adha
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































