Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang menegaskan bahwa yang menjadi prioritas adalah memastikan keselamatan dan pemenuhan kebutuhan dasar warga terdampak banjir.
"Pemerintah Kota Semarang berkonsentrasi prioritasnya adalah di penanganan warga terdampak," kata Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti, di Semarang, Senin.
Hal tersebut disampaikannya di sela mendampingi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Gubernur Jawa Tengah saat meninjau Kolam Retensi Terboyo, Semarang.
Ia menjelaskan bahwa saat ini pompa-pompa kecil difokuskan untuk wilayah permukiman, sementara pompa besar dan sistem manajemen air ditangani bersama pemerintah pusat, provinsi, dan TNI.
"Pompa-pompa kita banyak sekali kita gunakan untuk membuang (banjir, red.) di wilayah-wilayah (permukiman, red.) terdampak," katanya.
Untuk itu, kata dia, Pemkot Semarang telah memastikan bahwa bantuan logistik pangan kepada warga terdampak tidak boleh terlambat.
Baca juga: BNPB-Pemprov Jateng mitigasi banjir di Semarang
"Maka kalau ada yang terdampak, lapor lurahnya supaya lurah lapor ke posko dan segera dikirim bantuan. Selebihnya, sudah ditangani dengan sangat baik, proses perencanaan pengendalian banjirnya antara pemerintah pusat, Gubernur, dan Pak Pangdam," katanya.
Agustina juga menyampaikan apresiasi atas perhatian dan dukungan pemerintah pusat dan daerah terhadap penanganan banjir di Kota Semarang.
"Saya terima kasih sekali karena sudah banyak sekali perhatian. Hari ini Kepala BNPB, kemarin Pak Wapres, sehingga semuanya 'gercep' (gerak cepat)," katanya.
Menurut dia, penyebab utama lambatnya air yang surut di sejumlah titik disebabkan oleh gundukan tanah proyek sementara yang menutup aliran air menuju laut.
Setelah tim gabungan TNI, BPBD, dan Pemprov Jawa Tengah melakukan pembongkaran, kata dia, arus air kini berangsur lancar.
Baca juga: Wapres: Penanganan banjir Semarang butuh sinergi pusat dan daerah
"Kalau manajemen pompa dan buka-tutup saluran air berjalan baik, kemungkinan besar surutnya akan lebih cepat," katanya.
Untuk penanganan banjir dalam jangka panjang, kata dia, akan difokuskan pada pembangunan tanggul laut dan kolam retensi yang sedang berjalan dan nantinya bisa berfungsi ganda.
"Jika ini jadi kolam retensi, ini bisa menjadi sumber air baku. Nantinya akan menjadi air bersih pengganti dari APT (Air Permukaan Tanah). Kalau APT tidak lagi difungsikan tentu penurunan tanah juga akan bisa diantisipasi lebih baik," katanya.
Baca juga: BNPB minta warga waspadai potensi cuaca ekstrem hingga awal tahun
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































