Jakarta (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Seribu menyosialisasikan program Wolbachia sebagai upaya mencegah penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) di daerah kepulauan tersebut.
"Kegiatan sosialisasi ini penting untuk dilakukan sebagai bentuk pencegahan terkait penyebaran penyakit DBD di wilayah Kepulauan Seribu," kata Wakil Bupati Kepulauan Seribu, Aceng Zaeni di Jakarta, Senin.
Menurut dia, hari ini pihaknya melakukan edukasi kepada puluhan Aparatur Sipil Negeri (ASN) yang digelar di Gedung Mitra Praja, Jakarta Utara. Mobilisasi ini merupakan komitmen Pemkab Kepulauan Seribu untuk menekan penyebaran DBD.
Baca juga: Warga Kepulauan Seribu diminta gencarkan PSN tekan kasus DBD
"ASN ini nanti akan menyampaikan pesan dari program ini kepada masyarakat dan juga ikut berperan dalam menyukseskan program ini.
Menurut Aceng, kesadaran dan pengetahuan tentang penyebaran DBD di wilayah Kepulauan Seribu perlu dilakukan secara luas agar bisa mencegah penyebaran penyakit menular tersebut.
“Tergetnya jelas agar tidak ada lagi kasus di wilayah Kabupaten Kepulauan Seribu,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Suku Dinas Kesehatan Kepulauan Seribu drg Wenny Ichwaniah mengatakan kegiatan sosialisasi dilakukan untuk memperkuat pengetahuan tentang penyakit DBD.
Menurut dia, penyebaran DBD bisa berdampak pada kematian sehingga perlu menjadi perhatian dan diantisipasi semua pihak.
“Kabupaten Kepulauan Seribu menyiapkan langkah melalui Wolbachia yang diharapkan bisa menekan penyebaran DBD," kata dia
Sebelumnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta resmi meluncurkan program penanggulangan DBD dengan nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia di Kembangan Utara, Kembangan, Jakarta Barat, pada Oktober 2024.
Baca juga: Kepulauan Seribu sebut belum ada kasus DBD selama musim hujan
Baca juga: Pulau Seribu targetkan tidak ada kematian akibat DBD
Kecamatan Kembangan dipilih sebagai lokasi pertama pelepasan atau penyebaran nyamuk ber-Wolbachia karena memiliki angka kasus DBD tertinggi pada 2023 dengan tingkat insiden (incidence rate) 54,1 per 100.000 penduduk.
Adapun kasus DBD di Jakarta pada Januari hingga Maret 2025 ini sebanyak 1.416 kasus atau turun dibandingkan periode yang sama 2024, yakni 1.729 kasus. Kasus DBD terus melandai hingga Mei mendatang atau tak setinggi tahun lalu.
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.