Garut (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat memperpanjang status masa tanggap darurat selama 14 hari untuk memaksimalkan penanganan bencana alam tanah longsor dan banjir yang menyebabkan kerusakan infrastruktur umum agar bisa kembali dimanfaatkan masyarakat.
"Kita perpanjang mengingat persoalannya krusial, dan harus segera selesai, sekitar 14 hari," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Garut yang juga sebagai Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut Nurdin Yana kepada wartawan di Garut, Senin.
Ia menuturkan hujan dengan intensitas tinggi dan berlangsung lama menyebabkan bencana alam yang melanda 16 kecamatan di Kabupaten Garut pada 28 Juni 2025, selanjutnya Pemkab Garut menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari.
Namun selama 14 hari status itu diberlakukan, kata dia, masih ada beberapa lokasi terdampak bencana belum selesai proses perbaikannya, sehingga diputuskan tambahan waktu status tanggap darurat selama 14 hari lagi.
Baca juga: Pemkab Garut tangani kerusakan akibat bencana alam di tiga kecamatan
"Ada beberapa kegiatan yang sifatnya fisik, artinya infrastruktur mau tidak mau mempunyai pekerjaan yang cukup panjang, terutama bentangannya cukup besar, terutama menyangkut masalah jalan," katanya.
Ia mengatakan perpanjangan waktu itu perlu dilakukan karena ada pekerjaan yang memang harus diselesaikan agar masyarakat bisa kembali beraktivitas normal, dan tidak menimbulkan bencana yang lebih parah.
Jika tidak ditangani dengan cepat dengan menggunakan biaya tidak terduga (BTT) Garut, kata dia, dikhawatirkan akan menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi.
"Jangan sampai ada kerugian yang lebih besar, kalau itu tidak di-'treatment' (ditangani) akan menimbulkan kerugian, maka wajib hukumnya kita melakukan itu," katanya.
Sebelumnya, Pemkab Garut mengalokasikan anggaran dari BTT sebesar Rp2,6 miliar untuk penanganan proses pemulihan sarana dan prasarana yang rusak akibat bencana alam banjir dan longsor tersebar di 35 desa dan kelurahan di 16 kecamatan.
Akibat kejadian itu menyebabkan jalan tertutup longsor, pemukiman rumah warga terendam banjir, kemudian merusak fasilitas umum, maupun lahan pertanian.*
Baca juga: Satu keluarga tewas tertimbun tanah longsor di Cisewu Garut
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.