Pemkab Cirebon rancang sistem lalu lintas terpadu di kawasan Trusmi

2 months ago 20
Prinsipnya bukan relokasi, tetapi penggeseran lokasi agar lebih tertib dan aman

Cirebon (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, merancang sistem lalu lintas terpadu di kawasan wisata Trusmi sebagai upaya penataan menyeluruh terhadap arus kendaraan, aktivitas wisata, serta keberadaan pedagang kaki lima (PKL).

“Kami sedang merancang skema rekayasa lalu lintas sebagai strategi jangka pendek untuk menata kawasan Trusmi yang padat kendaraan dan aktivitas ekonomi,” kata Wakil Bupati Cirebon Agus Kurniawan Budiman di Cirebon, Selasa.

Menurut dia, penataan ini merupakan lanjutan dari penertiban yang dilakukan untuk mengatasi persoalan parkir liar dan aktivitas PKL yang memadati bahu jalan di kawasan Trusmi.

Pihaknya telah menyusun sejumlah langkah rekayasa lalu lintas seperti penerapan sistem satu arah, penambahan rambu dan marka, pengaturan jam kendaraan berat, serta penempatan petugas di jam sibuk.

Sebagai bagian dari uji coba, kata dia, pemerintah daerah bersama para pedagang saat ini sudah menyepakati penataan lokasi jualan.

Ia menuturkan untuk pedagang kuliner, akan ditempatkan sementara di Jalan KH Abbas Cirebon pada sore hingga malam hari.

Dia menyebutkan untuk pedagang buah, sayur dan ayam akan dipindahkan ke Pasar Pasalaran yang memiliki sekitar 100 kios kosong serta dapat digunakan tanpa dipungut biaya.

“Kami ingin menata kawasan ini secara bertahap tanpa merugikan siapapun. Prinsipnya bukan relokasi, tetapi penggeseran lokasi agar lebih tertib dan aman,” ujar Agus.

Sementara itu Kepala Dishub Kabupaten Cirebon Hilman Firmansyah mengatakan uji coba rekayasa lalu lintas akan berlangsung selama dua hingga tiga bulan ke depan, sebelum ditetapkan sebagai kebijakan permanen.

Dia menyampaikan penataan ini lebih hemat dibanding penataan fisik kawasan, namun tetap efektif dalam menciptakan kelancaran arus lalu lintas dan keamanan pejalan kaki.

Pihaknya pun merancang pembangunan kantong parkir di kawasan Weru dari lahan milik dinas, agar bus wisata tidak perlu masuk langsung ke Trusmi.

Wisatawan, tambah dia, akan diantar ke sentra batik menggunakan transportasi lokal seperti andong.

“Jika uji coba ini berhasil, Trusmi bisa ditetapkan sebagai Kawasan Tertib Lalu Lintas (KTL), di mana seluruh fungsi jalan kembali optimal,” kata Hilman.

Baca juga: Pemkab Cirebon fokus tata kawasan Trusmi jadi destinasi wisata

Baca juga: Dedi Mulyadi dorong penataan Cirebon agar jadi Yogyakarta-nya Jabar

Pewarta: Fathnur Rohman
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |