Pemkab Bangka Barat lestarikan Sedekah Gunung Pelangas

2 months ago 6

Bangka Barat, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berupaya menjaga kelestarian ritual adat Sedekah Gunung Pelangas yang rutin dilaksanakan warga Suku Jerieng di Desa Pelangas, Simpangteritip.

"Tradisi Sedekah Gunung ini merupakan bentuk syukur warga kepada Sang Pencipta atas keselamatan, kesejahteraan dan ketenteraman yang sudah diberikan dalam kurun waktu setahun terakhir," kata Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka Barat Muhammad Ferhad Irvan di Mentok, Senin.

Sedekah Gunung Pelangas dilaksanakan setiap tahun pada bulan Muharam menurut kalender Islam, tradisi ini sebagai wujud syukur kepada Sang Maha Kuasa.

Menurut dia, ritual adat ini dilaksanakan warga Desa Pelangas keturunan Jerieng pada saat selesai menanam padi dengan harapan seluruh tanaman warga bisa tumbuh dan memberikan kesejahteraan kepada seluruh warga.

"Tradisi ini bentuk ungkapan harapan kepada Tuhan agar diberikan hasil panen berlimpah, baik dari hasil kebun maupun hutan, sekaligus permohonan keselamatan dan keberkahan dengan harapan agar hasil panen menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya," katanya.

Ratusan masyarakat lokal maupun luar daerah hadir mengikuti prosesi Sedekah Gunung Pelangas. Prosesi Sedekah Gunung dilaksanakan selama dua hari, dimulai dari kediaman pemangku adat Tok Janum dan diakhiri dengan ritual di Bukit Penyabung.

Prosesi diawali upacara memandikan gong tua di rumah Tok Janum, ritual ini disertai kesenian musik tradisional Dambus, pada hari berikutnya dilanjutkan dengan memanjatkan doa di balai desa, perayaan tari tabuh, bersih makam para pendahulu, dan diakhiri ritual penyerahan sesaji di Gunung Pelangas.

"Kami berharap dengan adanya upaya pelestarian ini budaya lokal tetap terjaga dan bisa diwariskan kepada generasi berikutnya, selain itu juga bisa memberikan warna baru daya tarik wisata di Bangka Barat," katanya.

Baca juga: Merawat adat tradisi suku Kerinci melalui Kenduri Sko

Sedekah Gunung Pelangas merupakan tradisi yang digelar setiap tahun dan sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu, bahkan diperkirakan sudah berjalan selama tujuh generasi.

Pemkab berupaya membantu berbagai kegiatan pelestarian adat, tradisi dan budaya yang ada di masyarakat, sebagai bentuk komitmen dalam perlindungan, pelestarian dan pengembangan.

Bentuk dukungan perlindungan tradisi ini, pada 2021 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI telah menetapkan Sedekah Gunung Pelangas sebagai salah satu warisan budaya tak benda Indonesia.

Sedekah Gunung Pelangas merupakan salah satu adat istiadat, ritus atau perayaan turun temurun yang saat ini masih rutin digelar warga setempat.

Selain itu, sebagai bentuk komitmen dalam perlindungan, pada 2023 Kanwil Kemenkum dan HAM Babel juga telah menetapkan Sedekah Gunung Pelangas sebagai salah satu kekayaan intelektual komunal.

Tradisi itu digelar karena sudah memberikan bukti memiliki nilai kearifan lokal yang sangat tinggi, membangun kebersamaan, gotong royong, mengajak warga selalu bersyukur, perlindungan terhadap hutan dan lainnya.

Potensi daya tarik wisata ini akan terus dikembangkan melalui berbagai pola promosi dan pemasaran agar bisa meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, baik wisatawan regional, nasional maupun mancanegara.

Baca juga: Malam 1 Suro 2025: Ritual, larangan, dan makna dalam budaya Jawa

Baca juga: PG Modjopanggung gelar tradisi manten tebu sambut musim giling 2025

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |