Jakarta (ANTARA) - Pengamat dari Universitas Pertahanan Dr Heru Dewanto berharap pemerintah mendukung lahirnya inovasi untuk menciptakan mesin ekonomi baru guna mewujudkan Indonesia Emas 2045.
"Hanya dengan inovasi maka kita akan menciptakan mesin-mesin ekonomi baru," katanya di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, pemerintahan Presiden Prabowo dihadapkan pada tantangan pertumbuhan 8 persen guna mencapai Indonesia Emas 2045. Maka penciptaan mesin-mesin ekonomi baru adalah sebuah keniscayaan.
Menurut Heru, semua pihak harus ikut bertanggung jawab untuk mencapainya dan betul-betul bisa terwujud. Satu kunci utamanya adalah inovasi.
Baca juga: Mahasiswa jadi aktor penting dalam inovasi energi berkelanjutan
Ia mengaku teringat ketika Sam Altman berkunjung ke Jakarta. Peserta konferensi bertanya kepadanya apa rahasia sukses Silicon Valley dibanding pusat inkubasi komersialisasi inovasi lainnya di dunia.
Sam menjelaskan, masyarakat di sana terbiasa dengan kegagalan dalam inovasi dan mereka paham betul bahwa tingkat keberhasilan sebuah inovasi melalui apa yang dikenal sebagai "the valley of death" hingga sampai pada komersialisasi sangatlah kecil.
Bila seorang inovator telah mendapatkan kepercayaan ternyata kemudian gagal mengomersialisasikan inovasi mereka, maka tidak lalu dan akan dijauhi oleh para investor ataupun sistem keuangan di sana.
Ia mengatakan, yang lebih penting lagi akan dijatuhi "social judgement" atau penghakiman sosial karena masyarakat di sana tidak akan menganggap mereka sebagai seorang pecundang karena hanya gagal dalam berinovasi.
Baca juga: Mendiktisaintek tekankan urgensi pertumbuhan industri berbasis sains
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia ini menegaskan hanya dengan inovasi bangsa bisa menghasilkan "new money". "Maka kita harus sepenuh hati mendukung para anak bangsa untuk berinovasi," kata dia.
Ia mengatakan Jeff Bezos menjelaskan mengapa "big tech companies" sebagian besar lahir di Amerika. Juga para entrepreneur dan "venture capital" besar lainnya.
Menurut dia, semua itu bukan semata sistem perbankan yang lebih baik, karena Eropa juga punya sistem yang sama baiknya. "Tapi utamanya karena mereka punya 'risk capital' yang lebih unggul," kata dia.
Di Amerika seorang inovator, misalnya, bisa mendapatkan "seed capital" hingga 50 juta dolar Amerika Serikat (AS) walaupun peluang sukses atas inovasinya hanya 10 persen.
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025