Ekonom: Bank emas punya potensi besar dalam transformasi ekonomi RI

3 hours ago 1
Bullion bank akan memperkuat sektor jasa keuangan berbasis emas dengan menghadirkan layanan seperti tabungan emas, pembiayaan berbasis emas, perdagangan emas, serta kustodian emas

Jakarta (ANTARA) - Kepala Ekonom PermataBank Josua Pardede memandang bahwa bank emas (bullion bank), didukung dengan strategi dan regulasi, memiliki potensi besar untuk menjadi pilar penting dalam transformasi ekonomi Indonesia, memperkuat ketahanan ekonomi, serta mengoptimalkan potensi emas dalam negeri.

“Pembentukan bullion bank di Indonesia memiliki prospek yang sangat positif dalam jangka panjang. Bullion bank akan memperkuat sektor jasa keuangan berbasis emas dengan menghadirkan layanan seperti tabungan emas, pembiayaan berbasis emas, perdagangan emas, serta kustodian emas,” kata Josua saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

Potensi bullion bank ini, ujar Josua, didukung oleh fakta bahwa Indonesia merupakan salah satu dari 10 produsen emas terbesar di dunia dengan kontribusi 4,15 persen terhadap produksi emas global.

Selain itu, saat ini terdapat sekitar 1.800 ton emas yang belum dimonetisasi di masyarakat dan cadangan emas sekitar 7,6 ton, yang menunjukkan potensi besar dalam mobilisasi emas domestik.

Secara spesifik, prospek positif ini salah satunya dapat ditunjang oleh peningkatan likuiditas dan investasi. Josua mengatakan, bullion bank dapat menjadi instrumen safe haven yang stabil dan tahan terhadap inflasi, sehingga menarik minat investor untuk menempatkan dana dalam bentuk emas.

Selain itu, prospek juga ditunjang dengan pengurangan impor emas. Dengan memonetisasi emas domestik, ketergantungan pada impor emas dapat dikurangi. Hal ini secara tidak langsung membantu memperkuat neraca perdagangan Indonesia.

Terakhir, prospek bullion bank berkaitan dengan peningkatan inklusi keuangan (financial inclusion) dan pendalaman keuangan (financial deepening).

“Kehadiran bullion bank dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan keuangan berbasis emas, terutama dalam bentuk tabungan dan pembiayaan berbasis emas yang dapat menjadi alternatif investasi yang menarik dan stabil,” kata Josua.

Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto telah mengumumkan pembentukan bank emas yang rencananya akan diresmikan pada 26 Februari 2025.

Saat memberikan keterangan pers di Istana Merdeka Jakarta, Senin (17/2), Prabowo mencatat bahwa bank emas ini menjadi yang pertama kalinya di Indonesia.

Prabowo mengatakan, alasan dibentuknya bank emas khusus di Indonesia karena komoditas emas hasil tambang dalam negeri diekspor tanpa ada penyimpanan khusus di dalam negeri.

Belum lama ini, OJK telah memberikan izin atau persetujuan kepada PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) untuk menjalankan kegiatan usaha bulion pada 12 Februari 2025. Selain BSI, LJK lain yang telah mengantongi izin usaha bulion yakni PT Pegadaian (Persero) per 23 Desember 2024.

Sebelum menerbitkan izin usaha kepada BSI dan Pegadaian, OJK juga telah menerbitkan Peraturan OJK (POJK) Nomor 17 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Bulion pada Oktober 2024.

Aturan ini mengamanatkan bagi LJK untuk dapat menyelenggarakan kegiatan usaha bulion, yaitu kegiatan usaha yang berkaitan dengan emas dalam bentuk simpanan emas, pembiayaan emas, perdagangan emas, penitipan emas, dan/atau kegiatan lainnya yang dilakukan oleh LJK.

Baca juga: OJK sampaikan potensi besar usaha bulion bagi pertumbuhan ekonomi

Baca juga: Izin sudah terbit, BSI siap jalankan bisnis bank bulion

Baca juga: Ekonom sarankan perlunya investasi teknologi keamanan bagi bank emas

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |