Jakarta (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan akan mengkaji dampak konflik antara India dengan Pakistan terhadap ekspor batu bara Indonesia.
"Nanti kami akan melakukan kajian ya karena negara mereka kan besar juga. Jadi tujuan batu bara kita ini apakah kena di wilayah terdampak atau tidak," kata Bahlil ditemui usai menghadiri diskusi bertajuk Arah Kebijakan Geostrategi dan Geopolitik Indonesia di Jakarta, Kamis.
Dia lantas berkata, "Jadi seperti di Papua lah. Ini kan Papua itu kan besar ya, sama juga seperti India."
Dia menuturkan bahwa sejak eskalasi konflik antara India-Pakistan memanas hingga saat ini, belum ada pengaruh ataupun gangguan terhadap sektor energi Indonesia.
"Sampai dengan hari ini perang antar-Pakistan sama India, sampai hari ini belum ada pengaruh apa-apa terutama di sektor energi," ucapnya.
Meski demikian, Bahlil membuka peluang bahwa konflik India-Pakistan bisa saja ke depannya berdampak pada ekspor batu bara hingga minyak sawit mentah (crude palm oil) Indonesia.
"Muncul lagi sekarang ketegangan di kawasan India dan Pakistan. Ini akan berdampak pada ekspor kita juga. Sedikit banyaknya akan berdampak pada ekspor kita, khususnya batu bara dan CPO," kata Bahlil ketika diskusi berlangsung.
Namun, dia berharap agar dampak buruk konflik antarnegara tersebut tidak sampai terjadi terhadap ekspor Indonesia.
"Mudah-mudahan ini tidak terjadi. Saya lagi mendesain," kata dia.
India pada Selasa malam (6/5) mengatakan pihaknya menembakkan rudal ke kota-kota Pakistan dan sebagian wilayah Kashmir yang diperintah oleh Pakistan.
Sementara itu, Kedubes India di Jakarta melalui siaran pers menyampaikan bahwa serangan rudal yang dilakukan India ke Pakistan tersebut hanya menyerang kamp-kamp teroris yang sudah dikenal yang dijadikan target.
“Tidak ada sasaran sipil, ekonomi, maupun militer Pakistan yang diserang. Hanya kamp-kamp teroris yang sudah dikenal yang menjadi target,” menurut pernyataan tersebut.
Kedubes India menyatakan bahwa tindakan India itu bersifat terfokus dan tepat sasaran, yang diambil secara terukur dan bertanggung jawab serta dirancang agar tidak memicu eskalasi.
Eskalasi antara negara tetangga bersenjata nuklir itu terjadi setelah serangan 22 April di Jammu dan Kashmir yang dikelola India yang menewaskan 26 orang.
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025