Sleman (ANTARA) - Politeknik "Artificial Intelligence" Budi Mulia Dua (PLAI BMD) Yogyakarta segera membuka penerimaan mahasiswa baru untuk kuliah perdana 2025 setelah SK izin pendirian kampus baru tersebut resmi diserahterimakan dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V.
"Penyerahan SK ini mengawali babak baru bahwa PLAI BMD siap menerima mahasiswa baru," kata Ketua Yayasan Budi Mulia Dua, Tasniem Fauzia Rais pada penyerahan SK di Auditorium PLAI BMD di Jalan Raya Tajem, Ngemplak, Sleman, DIY, Kamis.
Menurut dia, Indonesia sangat mendesak membutuhkan ahli-ahli AI mengingat sudah banyak kasus kejahatan siber yang terjadi di Tanah Air belakangan ini, sebut saja "ransomware" yang menyerang salah satu bank BUMN beberapa tahun silam serta kebocoran pusat data nasional akhir tahun lalu.
"Padahal pada era saat ini data diibaratkan sebagai 'new gold', oleh karena itu kebocoran data sama saja dengan pencurian atau perampokan. Hal itulah yang membuat kami yang lama berkecimpung di dunia pendidikan ini merasa ingin berbuat sesuatu," katanya.
Baca juga: GIGABYTE Gelar Seminar AI dan Booth Experience di Kampus
Baca juga: Wamenkominfo dukung kampus kaji etika pemanfaatan AI untuk pendidikan
Ia mengatakan, PLAI BMD menawarkan tiga program studi unggulan yaitu Kecerdasan Buatan & Robotika, Sains Data Terapan, dan Rekayasa Keamanan Siber. Kurikulum yang diterapkan berfokus pada 70 persen praktik dan 30 persen teori. Saat ini, PLAI BMD sudah menjalin kerja sama dengan sebanyak 13 mitra industri.
"Dengan melibatkan industri dalam proses pembelajaran, mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan produk berbasis AI yang siap dipasarkan dan bisa menyelesaikan persoalan-persoalan bangsa, serta menjadikan mereka 'experienced graduates' yang siap bersaing di dunia kerja," katanya.
Direktur PLAI BMD Dr Ridho Rahmadi mengatakan visi kampus tersebut di antaranya adalah membangun pusat riset AI, pusat talenta AI, pusat bisnis AI, serta pusat komputasi dan data.
Selain itu, PLAI BMD juga akan menginisiasi proyek-proyek prototipe di antaranya adalah aplikasi percakapan bernama SANTUN, prototipe roket yang dinamakan ROS-13, serta sebuah kendaraan cerdas bernama VELOQU.
"Kami targetkan akan ada sebanyak 30 inisiasi produk serta sebanyak 150 talenta AI berkualifikasi tinggi yang dihasilkan selama setahun," katanya.
Baca juga: ITS kembangkan aplikasi pembelajaran huruf hijaiyah bersistem AI
Baca juga: Universitas Brawijaya menuju kampus "Artificial Intelligence"
Kepala LLDIKTI Wilayah V Prof Setyabudi Indartono mengatakan bahwa PLAI BMD menjadi perguruan tinggi swasta ke-100 yang ada di Yogyakarta, hadir di tengah situasi yang tak mudah.
"Karena dari 100 perguruan tinggi swasta tersebut baru sembilan yang berstatus unggul. Sedangkan dari 750-an prodi yang ada saat ini baru 171 yang unggul. Hal ini menjadi salah satu faktor menurunnya animo mahasiswa untuk kuliah di Yogyakarta," katanya.
Ia berharap PLAI BMD bisa menjalankan operasional kampus dengan efisien dan efektif serta menciptakan kurikulum yang dinamis. "Mari bersama-sama kita kembalikan imej Yogyakarta sebagai kota pendidikan," kata Prof Setyabudi.
Baca juga: Rektor: Iklim riset jadi tantangan terbesar UB wujudkan kampus AI
Baca juga: Mu'ti sebut kurikulum coding dan AI tunggu penerbitan Permendikdasmen
Baca juga: Dosen dan guru perlu integrasikan AI dalam tiap proses pengajaran
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2025