Jakarta (ANTARA) - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengatakan pemerintah menyiapkan lahan relokasi untuk warga yang sempat tinggal di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) sebagai bagian dari upaya untuk merehabilitasi kawasan konservasi tersebut.
Dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, Selasa, Raja Juli Antoni menyampaikan Kemenhut bersama Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH) melakukan pendekatan soft power untuk menertibkan kawasan tersebut demi menghindari potensi konflik.
"Terhadap masyarakat yang terdampak diharapkan melakukan relokasi secara mandiri, akan tetapi pemerintah juga telah menyiapkan lahan relokasi untuk masyarakat tersebut," kata Menhut.
Dia mengatakan, lahan relokasi tengah disiapkan oleh Tim Percepatan Pemulihan Pasca Penguasaan (TP4) TNTT yang dibentuk oleh Gubernur Riau. Beberapa dari tugas tim tersebut termasuk menyusun rencana relokasi masyarakat terdampak, menyiapkan lahan relokasi dan skema bantuan sosial serta melaksanakan eksekusi relokasi sesuai yang disepakati.
Terkait progres pengembalian peruntukan kawasan konservasi itu, Menhut mengatakan sejumlah pihak sudah menyerahkan secara suka rela perkebunannya dan telah dilakukan pemusnahan perkebunan sawit ilegal itu. Termasuk di lahan seluas 401 hektare pada 29 Juni 2025 dan di lahan seluas 311 hektare pada 2 Juli 2025.
"Untuk pemulihan ekosistem di Taman Nasional Tesso Nilo ini kami telah melakukan koordinasi dengan pihak swasta dan mitra yaitu PT APRIL dan Forest Stewardship Councul untuk pemulihan ekosistem seluas 7.000 hektare di Tesso Nillo," jelasnya.
Tidak hanya itu, Menhut juga menjelaskan akan dilakukan penanaman 4.000 bibit di wilayah tersebut. Disusul penanaman 5 juta batang vegetasi dengan pertumbuhan yang cepat seperti jenis vegetasi jabon dan medang di areal bekas sawit ilegal.
Baca juga: Menhut: Persemaian permanen naikkan kelestarian dan kesejahteraan
Baca juga: Kemenhut dukung kolaborasi percepat usulan penetapan Hutan Adat
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.