Menag ungkap harapan ajang MQK jadi pemicu umat perdalam kitab kuning

2 months ago 19
Kalau sebelumnya MQK hanya dilaksanakan secara nasional dan terbatas, sekarang kita melaksanakannya dengan skala yang lebih luas, internasional

Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar berharap gelaran Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) internasional yang digelar di Pesantren As’adiyah, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, pada 1-7 Oktober 2025 menjadi pemantik umat semakin memperdalam kitab kuning.

"Merangsang kepada para santri terutama dan juga masyarakat umum untuk melakukan kajian secara mendalam kitab-kitab turats," ujar Menag Nasaruddin Umar di Jakarta, Selasa.

Turats merujuk pada warisan intelektual dan keilmuan Islam, khususnya kitab-kitab klasik atau kitab kuning yang ditulis oleh ulama dan cendekiawan Muslim pada masa lalu.

Menurut Menag Nasaruddin, membaca kitab turats memerlukan metodologi khusus dan tidak cukup hanya menguasai Bahasa Arab.

Baca juga: Kemenag matangkan persiapan pembukaan MQK Internasional di Wajo 8 Juli

"Mungkin seseorang lancar berbahasa Arab, tapi belum tentu bisa membaca kitab turats dengan benar," kata Menag.

Maka dari itu Kementerian Agama (Kemenag) akan memperlombakan pembacaan, pemahaman, dan pemaknaan kitab kuning yang penuh dengan nilai spiritual dan selalu relevan dengan perkembangan zaman.

Penyelenggaraan MQK tahun ini menjadi tonggak sejarah, kata dia, tidak hanya karena digelar di luar Jawa, tetapi juga karena untuk pertama kalinya menghadirkan peserta dari berbagai negara.

Baca juga: Kemenag resmi buka tahap seleksi MQK Nasional ke-8 berbasis komputer

"Kalau sebelumnya MQK hanya dilaksanakan secara nasional dan terbatas, sekarang kita melaksanakannya dengan skala yang lebih luas, internasional," ujar Menag Nasaruddin Umar.

Selain kompetisi membaca kitab kuning, rangkaian MQK juga mencakup pameran kebudayaan Islam, khususnya budaya Islam lokal dan regional.

"Kita ingin mendemonstrasikan bahwa Islam sangat kompatibel dengan kearifan lokal di Indonesia. Universalitas Islam tidak harus bertentangan dengan budaya lokal, bahkan bisa berjalan secara simetris," kata Menag Nasaruddin Umar.

MQK 2025 dijadwalkan berlangsung di Pondok Pesantren As’adiyah, yang memiliki sejarah panjang dalam pengembangan pendidikan Islam di kawasan timur Indonesia.

Baca juga: Menag tetapkan Kabupaten Wajo tuan rumah MQK 2025

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |