Kementan: Kampus berperan dukung pertanian modern melalui inovasi

11 hours ago 3

Makassar (ANTARA) - Kepala Pusat Perakitan dan Modernisasi Pertanian Perkebunan Kementan, I Ketut Kariyasa mengatakan universitas memiliki peran penting dalam mendukung pertanian modern melalui inovasi.

“Universitas memiliki peran penting dalam mendukung pertanian modern melalui inovasi, pendampingan petani, dan pengembangan wirausaha muda," ujarnya pada konferensi internasional bertajuk The 5th International Conference on Food Security and Sustainable Agriculture in the Tropics (IC-FSSAT)” di Unhas, Makassar, Rabu.

Selain universitas, kata I Ketut, generasi Z juga berperan menjadi motor penggerak pertanian presisi dan smart farming berbasis teknologi digital yang efisien dan ramah lingkungan.

Baca juga: Mentan: Tidak ada kelangkaan beras, hanya pergeseran distribusi

I Ketut dalam pemaparannya menjelaskan pertanian memiliki peran strategis dalam menopang ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi nasional. Sektor ini menyumbang hingga 13 persen terhadap PDB dan menjadi sumber pendapatan utama bagi lebih dari separuh rumah tangga petani.

Namun demikian, kata dia, Indonesia menghadapi berbagai tantangan, seperti perubahan iklim ekstrem, konversi lahan pertanian dan menurunnya jumlah petani muda.

Melalui kebijakan pembangunan pertanian berkelanjutan, lanjut dia, pemerintah berupaya mendorong kemandirian pangan dengan inovasi teknologi, peningkatan kualitas SDM, serta kolaborasi riset lintas sektor untuk menjawab tantangan global dan mewujudkan sistem pangan yang tangguh dan berkelanjutan.

"Melalui program kemandirian pangan 2025, optimalisasi lahan, pengairan, serta peningkatan potensi tanam terus didorong untuk mencapai swasembada beras nasional,” ujarnya dalam materi bertajuk Agricultural Develoment Policies to Achieve Sustainable Food Self-Sufficiency.

Sementara Rektor Unhas Prof Dr Jamaluddin Jompa menyatakan isu ketahanan pangan dan keberlanjutan pertanian merupakan hal yang sangat krusial.

“Kita dapat hidup dalam berbagai kondisi, tetapi tidak mungkin bertahan tanpa ketersediaan pangan yang cukup dan berkelanjutan. Dengan populasi manusia yang terus meningkat, tantangan pertanian ke depan menjadi semakin kompleks dan mendesak untuk diatasi melalui inovasi dan kolaborasi,” ujarnya.

Baca juga: Kementan: Pertanian harus jadi modern, tak lagi konvensional

Baca juga: Menghidupkan lahan mati bernafas pertanian modern

Ajang IC-FSSAT 2025 juga menghadirkan sejumlah pembicara, yakni Prof. B. Nishantha (University of Colombo, Srilanka), Prof. Mahmoud F. Seleiman (King Suad University, Saudi Arabia), Dr. Silke Stöber (LSE-Humboldt University, Germany).

Selanjutnya, Dr. Didier Leuseur (University of Paris, France), Prof. Siti Subandiyah (Gadjah Mada University, Indonesia), Prof. Damayanti Buchori (IPB University, Indonesia), Prof. Rusnadi Padjung (Hasanuddin University, Indonesia), Mr. Kao, Hsiang Tai (ICDF-Teto Taiwan) dan Mukhlis Bahraeni (PT Pachira, Indonesia)

Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |