Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan bersama Sasakawa Health Foundation menyelenggarakan pertemuan internasional di Bali guna memperkuat komitmen percepatan eliminasi kusta (leprosy) di Indonesia.
"Saya menyadari bahwa kusta bukan sekadar persoalan angka kasus. Kusta adalah penyakit yang membawa stigma dan diskriminasi. Karena itu, kita perlu langkah luar biasa agar Indonesia segera mencapai 0 kusta, 0 disabilitas, dan 0 stigma," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan yang dikonfirmasi di Jakarta, Senin.
Pada pertemuan itu, ia menyampaikan lima langkah strategis percepatan eliminasi kusta, yaitu perluasan wilayah akselerasi target eliminasi kusta dari 42 menjadi 111 kabupaten dan kota pada 2030 serta skrining masif dimulai pada Juli 2025 di lima kabupaten prioritas.
Kelima kabupaten dan kota prioritas itu, yakni Tangerang, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Brebes, Kota Jayapura, dan Kabupaten Sampang.
"Penerapan skrining bagi populasi dengan risiko tinggi sindrom hipersensitivitas Dapsone, khususnya di Papua, Maluku, dan Sulawesi. Penguatan ketersediaan pengobatan MDT," katanya.
Baca juga: Perjuangan Hamisah, 15 tahun hilangkan stigma buruk TB di Kayong Utara
Dia juga menyoroti pentingnya partisipasi aktif dalam riset dan uji klinis vaksin kusta internasional.
Budi menilai pertemuan dengan Sasakawa pada World Health Assembly 2023 menginspirasi komitmen baru pemerintah Indonesia dalam menghapus penyakit yang seharusnya sudah tidak ada lagi.
Dia menyebutkan kusta sempat tidak menjadi prioritas utama dibandingkan dengan penyakit menular lain, seperti tuberkulosis, HIV, dan malaria.
Dalam keterangan yang sama, WHO Goodwill Ambassador for Leprosy Elimination Yohei Sasakawa memberikan apresiasi dan penghargaan kepada pemerintah Indonesia atas kepemimpinan kuat dalam upaya eliminasi kusta.
Menurut Yohei, Indonesia negara besar dengan tantangan geografis yang kompleks.
Namun, katanya, melalui kerja sama dengan semua pihak, mimpi menuju Indonesia bebas kusta bukanlah sesuatu yang mustahil.
"Saya telah mengunjungi 125 negara untuk mendorong penghapusan kusta. Saya yakin Indonesia memiliki kapasitas, semangat, dan kemauan politik yang kuat untuk menjadi teladan global dalam eliminasi kusta," kata dia.
Dia juga mendorong semua pemangku kepentingan, yakni pemerintah, organisasi internasional, akademisi, pemimpin agama, hingga komunitas untuk bersatu menghadapi tantangan kusta dan diskriminasi yang ditimbulkan.
"Saya sudah berusia 86 tahun, tetapi saya berharap dapat menyaksikan hari ketika Indonesia berhasil menghapus kusta sepenuhnya," ujarnya.
Pertemuan juga dihadiri perwakilan organisasi internasional, lembaga non-pemerintah, peneliti, jajaran pemerintah daerah serta penyintas kusta (OYPMK).
Baca juga: RI akselarasi langkah eliminasi kusta dan kaki gajah pada 2030
Baca juga: Meniti jalan panjang mengeliminasi kusta
Baca juga: Dinkes Ambon target eliminasi kusta di tahun 2032
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.