Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN mengoptimalkan Dapur sehat atasi stunting (Dashat) untuk memperluas cakupan Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi kelompok ibu hamil, ibu menyusui, hingga balita non-PAUD atau 3B.
Deputi Penggerakan dan Peran Serta Masyarakat Kemendukbangga/BKKBN Sukaryo Teguh Santoso dalam gelar wicara di ANTARA Heritage Center Jakarta Selasa, menyampaikan selama ini Dashat telah mengedukasi masyarakat untuk memanfaatkan potensi pangan lokal guna memenuhi kebutuhan gizi di 1.000 hari pertama kehidupan atau usia 0-2 tahun melalui para kader di lapangan.
Baca juga: Mendukbangga: Penting kenalkan lagu-lagu kebangsaan pada anak
"Memang secara edukasi ini ada tiga poinnya ya, yang pertama menemukan, mengolah, dan menyajikan, yang dalam hal ini, jajaran teman-teman di lapangan ada kelompok tadi Dapur sehat atasi stunting, kurang lebih sudah 15.700 yang ada di desanya, jadi ini kelompok penduduk masyarakat yang sebenarnya diinisiasi oleh kader-kader yang ada di lapangan, tujuannya untuk pemenuhan kebutuhan gizi yang ada di lingkungannya berbasis kearifan lokal," katanya.
Ia menegaskan, untuk memperluas sasaran MBG bagi 3B, pemerintah dan seluruh pihak terkait bisa mengoptimalkan Dashat untuk menjangkau wilayah-wilayah yang sulit, misalnya di daerah terdepan, tertinggal, dan terluar (3T).
Baca juga: Kemendukbangga sebut pemberian MBG tak lepas dari perilaku keluarga
"Saya kira ini menjadi sebuah potensi kalau nanti ada perluasan untuk menjangkau wilayah-wilayah yang sulit dijangkau, khususnya MBG bagi 3B. Kelompok masyarakat yang saat ini juga menekuni urusan gizi kepada ibu hamil, saya kira bisa dimanfaatkan di depannya karena ini kan menjadi perpanjangan dari pada SPPG. Ini akan saat membantu karena dapat menjangkau yang lebih luas lagi," paparnya.
Teguh juga mengemukakan, pemberian MBG tidak bisa terlepas dari edukasi dan perilaku keluarga apabila ingin memberikan dampak jangka panjang untuk mewujudkan generasi berkualitas.
"Keterlibatan Kemendukbangga/BKKBN dan pemerintah di dalam mendukung program Makan Bergizi Gratis karena memang BKKBN itu diberikan mandat untuk upaya percepatan penurunan stunting, itu yang pertama. Yang kedua, memang Kemendukbangga/ BKKBN ini urusannya dengan keluarga, oleh karena itu, berbicara gizi tidak bisa lepas dengan urusan perilaku keluarga," ujar dia.
Ia menegaskan, urusan stunting juga tidak bisa lepas dari urusan keluarga dan menjadi salah satu isu strategis pembangunan sumber daya manusia di masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto-Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Teguh menambahkan, Presiden dalam Sidang Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I DPR Tahun Sidang 2025-2026 juga mengapresiasi kinerja dan kolaborasi seluruh pihak dalam menurunkan prevalensi stunting, dari sebelumnya 21,5 persen pada tahun 2023 menjadi 19,8 persen di tahun 2024 (data Survei Status Gizi Indonesia atau SSGI 2024).
Baca juga: 20 persen remaja kesepian, Kemendukbangga perkuat peran Genre
Menurutnya, penurunan stunting melalui intervensi spesifik, khususnya gizi lewat MBG perlu dioptimalkan di 1.000 Hari Pertama Kehidupan atau usia 0-2 bulan. Untuk itu, guna mempercepat distribusi untuk kelompok ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD, Kemendukbangga/BKKBN bersama Badan Gizi Nasional (BGN) telah menyepakati beberapa hal, utamanya terkait pemadanan data dan pemberdayaan tenaga lapangan yakni Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) maupun Tim Pendamping Keluarga (TPK).
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.