Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) telah menyiapkan asesmen literasi membaca dan numerasi selama 60 menit sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS) pada jenjang pendidikan SMP dan SMA.
Kepala Pusat Penguatan Karakter Kemendikdasmen Rusprita Putri Utami menjelaskan asesmen tersebut bertujuan membantu guru mendapatkan informasi awal terkait kemampuan literasi membaca dan numerasi para murid baru, sekaligus menjadi acuan untuk merancang pembelajaran lanjutan pasca-MPLS Ramah.
“Pada jenjang SMP dan SMA terdapat asesmen awal MPLS Ramah terkait literasi membaca dan numerasi. Harapannya bisa membantu guru untuk mendapatkan informasi awal terkait kemampuan literasi membaca dan numerasi dari murid baru, yang nantinya menjadi acuan bagi guru juga untuk merancang pembelajaran selanjutnya,” kata Rusprita dalam siaran daring bertajuk Sosialisasi MPLS Ramah 2025 di Jakarta pada Selasa.
Baca juga: Kemendikdasmen ajak orang tua aktif persiapkan hari pertama sekolah
Dalam melaksanakan asesmen tersebut, ia mengingatkan para guru terkait beberapa hal penting antara lain hasil dari asesmen MPLS Ramah untuk literasi membaca dan numerasi tidak berupa skor/angka/peringkat, sehingga tidak dapat dan tidak boleh digunakan untuk menyimpulkan kompetensi literasi membaca dan numerasi murid secara utuh.
Di samping itu Rusprita mengingatkan hasil dari asesmen MPLS Ramah untuk literasi membaca dan numerasi adalah milik satuan pendidikan dan tidak perlu disampaikan kepada pihak lain, termasuk orang tua/wali murid, sekolah lain, pemerintah daerah, maupun pemerintah pusat.
Sementara untuk pendidikan khusus, Rusprita menjelaskan satuan pendidikan dapat menyesuaikan pelaksanaan asesmen tersebut dengan kondisi murid.
Baca juga: Kemendikdasmen larang tegas perpeloncoan hari pertama sekolah
Pihaknya menyarankan agar murid dengan hambatan intelektual tidak mengikuti asesmen literasi membaca dan numerasi.
Selain asesmen dua kemampuan tersebut, kekhususan MPLS Ramah pada jenjang SMP dan SMA juga akan melibatkan penguatan karakter murid terhadap berbagai isu sosial, seperti narkoba, pornografi, judi online, perubahan iklim, perkawinan pada anak, serta pengenalan keadaban digital.
Ia berharap penyelenggaraan kegiatan MPLS Ramah dapat menjadi momen yang memastikan setiap murid merasa dikenal, diterima, dan juga siap belajar di lingkungan sekolah yang baru dengan aman.
Baca juga: 8 contoh kegiatan MPLS 2025 SMP seru, edukatif, dan perkuat karakter
Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.