Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama menekankan agar para petugas haji harus saling mengenal satu sama lain secara mendalam, agar mempermudah dan memperlancar koordinasi dalam memberikan pelayanan kepada jamaah calon haji Indonesia.
"Petugas berasal dari berbagai kalangan, harus bisa disatukan dengan tugas bersama melayani jamaah haji," ujar Direktur Bina Haji Kemenag Musta'in Ahmad di Jakarta, Selasa.
Baca juga: BPKH serahkan SAR 152,4 juta untuk biaya hidup jamaah calon haji
Pernyataan Musta'in tersebut disampaikan dalam bimbingan teknis (Bimtek) bagi calon Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2025. Bimtek di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur. Bimtek ini digelar sejak 14 hingga 20 April 2025.
Musta'in mengatakan Bimtek digelar untuk membentuk tim yang solid. Bahkan Kemenag membentuk pola 267 atau Re-La-Si (relasi).
Pola relasi ini berarti setiap petugas harus saling kenal, tidak hanya sekedar fisik, namun harus kenal secara batin, harus saling tolong menolong dan bersahabat.
"Relasi antarsesama harus dijaga, dibina dengan sebaik-baiknya, semua satu tim," kata Musta'in Ahmad.
Ia berharap Bimtek ini dapat melahirkan petugas PPIH yang tidak hanya kompeten secara teknis, namun juga memiliki mental yang kuat, solid, dan siap mengemban amanah pelayanan haji dengan sebaik-baiknya.
Dengan persiapan yang matang, ia berharap pelayanan kepada jamaah calon haji Indonesia tahun 2025 dapat berjalan optimal dan memberikan pengalaman ibadah yang khusyuk dan lancar.
Baca juga: Kemenag minta petugas haji jaga amanah selama bertugas
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia mendapat kepastian soal kuota tambahan petugas haji dari otoritas Arab Saudi sebanyak 2.210 orang, sehingga total petugas haji untuk musim haji 1446 Hijriah/2025 Masehi sebanyak 4.420 orang.
"Kita dapat alokasi tambahan sebesar 1 persen lagi, atau 2.210. Ini akan kita optimalkan untuk memberikan layanan terbaik ke jamaah haji," ujar Menag Nasaruddin Umar.
Indonesia awalnya menerima alokasi kuota petugas haji sebesar 1 persen dari total kuota jamaah haji (221.000 orang), yakni sebanyak 2.210.
Tambahan kuota petugas haji ini merupakan buah dari lobi Menteri Agama Nasaruddin Umar dengan otoritas terkait. Kini permintaan itu sudah disetujui oleh Pemerintah Arab Saudi dan tambahan kuota petugas haji sudah masuk e-Hajj.
Sejak awal, kata Menag, Kemenag menyampaikan ke Arab Saudi bahwa tambahan petugas ini sangat penting, sebab petugas haji akan memberikan layanan dan membantu jamaah. Hal itu akan ikut membantu petugas Saudi dalam menyukseskan penyelenggaraan ibadah haji.
"Secara psikologis, ini juga akan memudahkan jamaah karena tidak terkendala masalah komunikasi dan perbedaan budaya," ujar Menag.
Baca juga: BRI kembali sediakan uang riyal untuk biaya hidup jemaah haji
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025