Jakarta (ANTARA) - Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat mengawasi berlangsungnya Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di sekolah-sekolah di wilayah tersebut untuk mengantisipasi terjadinya penyimpangan.
"Mulai hari pertama MPLS kita melalui Suku Dinas Pendidikan Wilayah 1 dan 2 mengawasi MPLS. Tadi pagi kita mulai lewat ok online dan secara offline juga ada beberapa perwakilan murid yang diundang," kata Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Uus memastikan agar MPLS di wilayah itu dapat membuat sekitar 354.879 murid baru merasa nyaman dengan lingkungan sekolah.
"Mudah-mudahan MPLS ini dimanfaatkan untuk mengenal lingkungan sekolah sehingga adik-adik, siswa-siswi yang baru masuk sekolah bisa segera menyesuaikan diri, bisa kerasan, bahagia belajar bersama teman-teman barunya," kata Uus.
Uus juga meminta para guru agar melaksanakan rangkaian MPLS sesuai ketentuan yang berlaku.
Baca juga: Sekolah Rakyat Margaguna rangkul siswa putus sekolah dapat pendidikan
Penanggungjawab peserta didik juga diminta dukungannya agar siswa didiknya belajar dengan baik, mematuhi aturan ketentuan yang ada.
Gurunya juga mengawasi, menjaga agar mereka tetap disiplin dalam belajar, mempelajari lingkungan sekolah.
Salah satu sekolah yang memulai MPLS hari ini adalah Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 5 Jakarta dengan 59 murid baru.
Pada pukul 08.15 WIB, 59 murid berkebutuhan khusus yang terdiri dari 10 murid SDLB, 29 SMPLB dan 20 SMALB itu duduk bersila di halaman sekolah bersama para orang tua dan guru.
Mereka asik mendengar sambutan yang disampaikan oleh pejabat Pemerintah Kota Jakarta Barat yang hadir secara online serta sambutan para guru dan komite di lokasi.
Baca juga: MPLS momentum bangun semangat belajar siswa
Sesekali anak-anak itu melihat ke belakang untuk memeriksa keberadaan orang tua mereka. Meskipun tidak begitu fokus pada kegiatan MPLS, mereka tidak gaduh.
Mereka menyahut "cakep" ketika pemberi sambutan membacakan pantun. Mereka bertepuk tangan ketika para guru bertepuk tangan.
Mereka juga bergoyang ketika Wakil Wali Kota Jakarta Barat, Yuli Hartono meminta para peserta MPLS mengawali sambutannya.
Sementara itu, para orang tua murid dengan tekun memperhatikan sambutan serta materi yang dibawakan. Sesekali juga mereka melihat-lihat ke arah para murid baru untuk memantau anaknya.
Selain itu, para guru juga dengan setia menuntun para murid. Para guru itu merapikan seragam para murid sambil meminta mereka untuk tenang selama MPLS berlangsung.
Baca juga: Peran orang tua penting dalam pendidikan anak berkebutuhan khusus
Seorang orang tua murid bernama Sri (54) mengaku tidak menyangka bisa mendampingi putrinya hingga tingkatan SMA. Putrinya itu lahir dengan disabilitas "down syndrom".
"Senang aja sih, ini udah pake baju abu-abu, mudah-mudahan ke depannya lebih mandiri lagi," kata Sri saat ditemui di lokasi, Senin.
Sri yang sudah memasukkan anaknya dari kelas 1 SD di SLBN 5 Jakarta ini merasa jika ada banyak kemajuan yang sudah didapatkan putrinya kala bersekolah di sini.
Beberapa di antaranya seperti meningkatnya keterampilan, kemandirian hingga kemampuan beradaptasi bersama anak-anak lainnya.
"Anak saya ikut (ekskul) tata graha, tapi ada ekskul kecantikan. Banyak pilihannya, Alhamdulillah," ujar dia yang berharap ke depan putrinya bisa mendapat tumbuh kembang yang baik di SLBN 15 Jakarta.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.