Itera: Tumbuhan murbei berpotensi sebagai antikanker serviks 

2 months ago 17
Saya menemukan senyawa Kuwanon J dari tumbuhan Morus shalun atau murbei yang berpotensi menjadi agen anti-kanker serviks

Bandarlampung   (ANTARA) - Dosen Program Studi Kimia, Kelompok Keilmuan Kimia Hayati, Fakultas Sains Institut Teknologi Sumatera (Itera), Dr. Rahmat Kurniawan meneliti senyawa tumbuhan murbei sebagai anti-kanker serviks.

"Saya menemukan senyawa Kuwanon J dari tumbuhan Morus shalun atau murbei yang berpotensi menjadi agen anti-kanker serviks," kata Rahmat Kurniawan dalam keterangan yang diterima di Bandarlampung, Selasa.

Dia menjelaskan senyawa Kuwanon J merupakan adduct Diels-Alder yang diperoleh melalui proses biotransformasi menggunakan enzim Diels-Alderase. Dalam uji awal, kata dia, senyawa itu menunjukkan aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker serviks.

Baca juga: Ekstrak daun pirdot berpotensi sebagai obat anti kanker

"Penelitiannya ini memanfaatkan pendekatan kultur jaringan tumbuhan, jamur, dan bakteri, untuk memperoleh senyawa bioaktif," katanya.

Dia mengatakan tumbuhan Morus shalun menghasilkan senyawa golongan fenolik yang unik dengan rantai isoprenil. Rantai inilah yang menjadi salah satu prekursor pembentukan cincin metil sikloheksena dari senyawa adduct Diels-Alder.

Tumbuhan murbei dikenal luas di Indonesia sebagai tanaman dari famili Moraceae yang tumbuh di daerah tropis dan subtropis, termasuk kawasan Asia Tengah dan Indonesia.

Baca juga: Pelajar di Bengkulu ciptakan permen antikanker dari rumput liar

Selain meneliti murbei, Rahmat juga melakukan riset terhadap berbagai senyawa anti-kanker lain seperti Paclitaxel dari Cemara Gunung (Taxus sumatrana), senyawa phytosterol dari Bakau Minyak (Rhizophora apiculata), senyawa amyrin dari tumbuhan Sikat Botol (Callistemon citrinus), dan senyawa lapachol dari Tabebuya (Tabebuia aurea).

"Pentingnya pemanfaatan keanekaragaman hayati lokal sebagai sumber pengembangan obat. Senyawa alami memiliki keunggulan dari sisi keamanan karena umumnya memberikan efek samping yang lebih rendah dibandingkan obat sintetik,” ujarnya.

Baca juga: Institut Teknologi Sumatera teliti obat antikanker berbahan alami

Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |