Kabupaten Bogor (ANTARA) - Duta Besar China untuk Indonesia Wang Lutong meninjau kondisi dua panda raksasa asal negeri tirai bambu, Cai Tao dan Hu Chun yang sudah sekitar delapan tahun tinggal di Taman Safari Indonesia (TSI), Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Wang bersama rombongan dengan didampingi Direktur TSI Jansen Manangsang hadir di Istana Panda yang letaknya berada di titik tertinggi Taman Safari Bogor pada Kamis siang.
Kunjungan ini menjadi momentum penting dalam meninjau kondisi terkini Cai Tao dan Hu Chun, sepasang panda raksasa yang telah menjadi simbol persahabatan Indonesia dan China sejak 2017 dalam upaya pelestarian satwa liar.
"Saat ini, kedua panda tersebut dalam kondisi sehat dan mendapatkan perawatan optimal dari tim dokter hewan dan keeper profesional," kata Jansen.
Jansen berharap dengan adanya kunjungan ini, hubungan diplomasi antara Indonesia dan China semakin erat, serta memberikan manfaat bagi keberlanjutan program konservasi di kedua negara.
"Kehadiran Cai Tao dan Hu Chun di Taman Safari Indonesia bukan hanya tentang konservasi satwa, tetapi juga tentang kolaborasi internasional dalam menjaga keanekaragaman hayati," ujarnya.
Baca juga: Taman Safari Bogor merayakan 7 tahun kedatangan panda raksasa
Selain meninjau Istana Panda, kunjungan ini juga membahas potensi kerja sama baru dalam bidang konservasi dan penelitian. Salah satu rencana yang dibahas adalah kemungkinan mendatangkan golden snub-nosed monkey atau monyet hidung pesek rambut emas dari China untuk semakin memperkaya koleksi satwa langka di Taman Safari.
Sebagai informasi, Hu Chun adalah panda betina yang lahir pada 8 September 2010. Nama Hu Chun berarti danau di musim semi atau si cantik dari alam. Sementara, Cai Tao adalah panda jantan yang lahir tanggal 4 Agustus 2010. Nama Cai Tao sendiri berarti pemuda yang tampan, karismatik, dan bangsawan.
Hu Chun dan Cai Tao berasal dari Chengdu, Provinsi Sinchuan, Tiongkok. Keduanya langsung dikarantina di TSI Cisarua, Bogor, setelah tiba di Indonesia pada tanggal 28 September 2017.
Usai melewati proses karantina, sepasang panda raksasa tersebut telah beradaptasi baik dengan lokasi, iklim, dan cuaca sekitar, termasuk dengan penjaga satwa serta dokter hewan yang merawatnya.
Saat datang ke Indonesia Hu Chun berbobot 113 kilogram, sedangkan pasangannya Cai Tao si panda jantan memiliki bobot 128 kilogram.
Pengiriman panda tersebut merupakan hasil kerja sama Indonesia-Tiongkok di bidang konservasi satwa. Kesepakatan tersebut dicapai dalam peringatan 63 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Tiongkok pada 2013.
Kemudian ditindaklanjuti dengan penandatanganan nota kesepahaman pada 2016. Nota kesepahaman itu dilaksanakan melalui kerja sama konkret antara PT Taman Safari Indonesia dengan China Wildlife Conservation Association (CWCA).
Baca juga: "Breeding loan" konservasi panda raksasa di Indonesia
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025