Jembrana, Bali (ANTARA) - Desa-desa nelayan di Kabupaten Jembrana, Bali bergantian melaksanakan petik laut atau sedekah laut yang didukung pemerintah daerah setempat.
"Kami akan selalu mendukung tradisi yang sudah menjadi kearifan lokal ini," kata Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan saat petik laut di Desa Air Kuning, Kabupaten Jembrana, Bali, Senin.
Kembang Hartawan bersama Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna mengatakan petik laut sebagai wujud syukur atas hasil laut harus dipertahankan untuk menjaga ekosistem di laut.
Dengan menjaga keseimbangan itu, kata dia, nelayan akan mendapatkan hasil tangkap yang melimpah untuk kesejahteraan mereka.
"Semoga dengan petik laut ini hasil tangkap nelayan melimpah," katanya.
Di desa ini, selain prosesi petik laut yang sakral, juga digelar berbagai lomba yang bersifat hiburan seperti balap jukung atau sampan yang menggunakan layar.
"Balapan jukung layar ini mulai kami selenggarakan sejak tahun 2020. Lomba ini yang ditunggu-tunggu masyarakat," kata Perbekel atau Kepala Desa Air Kuning Samsudin.
Untuk tahun ini, kata dia, lomba jukung layar diikuti 22 peserta yang memperebutkan juara satu sampai enam untuk mendapatkan hadiah berupa uang.
Juara pertama mendapat hadiah Rp2 juta, juara dua Rp1,5 juta, juara tiga Rp1 juta, peringkat empat Rp750 ribu, peringkat lima Rp600 ribu dan peringkat enam Rp500 ribu.
Baca juga: Pemkab Bangka Barat lestarikan Sedekah Gunung Pelangas
"Uang pengganti lelah sebesar Rp200 ribu juga diberikan kepada peserta yang tidak mendapat juara. Pokoknya dalam petik laut ini semuanya harus gembira," katanya.
Dia mengatakan nilai hadiah yang diterima nelayan belum sebanding dengan biaya pembuatan jukung layar yang mencapai Rp15 juta.
"Makanya saya sampaikan balapan jukung layar ini untuk kegembiraan. Karena kalau dibandingkan biaya pembuatan jukungnya dengan hadiah yang diterima, jauh dari untung," katanya.
Sehari sebelumnya, puncak ritual petik laut dengan melarung sedekah kepada alam lautan juga dilakukan nelayan di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara.
Di desa nelayan terbesar di Kabupaten Jembrana ini, kegiatan petik laut dilakukan sejak Sabtu (12/7) hingga Minggu (13/7) yang dihadiri Bupati I Made Kembang Hartawan.
"Kegiatan antara lain pengajian dan istiqosah akbar, hiburan bagi nelayan dan masyarakat umum dengan puncaknya melarung sedekah laut," kata Kepala Desa Pengambengan Kamaruzaman.
Untuk biaya petik laut yang dipusatkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan ini, Ketua Panitia Mudin mengatakan, hasil iuran dari juragan-juragan perahu dan bantuan Pemkab Jembrana.
Baca juga: Malam 1 Suro 2025: Ritual, larangan, dan makna dalam budaya Jawa
Baca juga: PG Modjopanggung gelar tradisi manten tebu sambut musim giling 2025
Pewarta: Gembong Ismadi/Rolandus Nampu
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.