Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar resmi membuka kegiatan Ngaji Budaya Tradisi Muharam di Nusantara di Auditorium HM Rasjidi, Kantor Kementerian Agama, Jakarta.
"Tradisi ngaji budaya merupakan bentuk wujud budaya yang bukan hanya ritual fisik, tetapi juga simbol penundukan batin manusia di hadapan," katanya di Jakarta, Senin.
Menag menilai seni dan budaya memiliki peran penting dalam membentuk penajaman hati.
Ia mengutip pesan Imam Ghazali bahwa orang yang tidak punya rasa seni, hatinya kering. Seni adalah salah satu jalan mendekatkan diri kepada Tuhan.
"Cara mencintai Tuhan bisa lewat seni. Jadi, membaca Al-Quran pun harus dengan lantunan yang indah, azan juga begitu. Jadi, tradisi Muharam ini adalah upaya menajamkan hati nurani kita," jelasnya.
Baca juga: Menag bagikan bibit pohon di CFD awali Syiar Muharam 1447 H
Baca juga: Merawat tradisi leluhur kirab jodang dan gunungan di Desa Krejengan
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag RI Abu Rokhmad menyampaikan dua pesan dalam Ngaji Budaya agar dapat dipahami dan dihayati seluruh masyarakat Indonesia.
Abu menyebut Muharam memiliki kekayaan tradisi di berbagai daerah dan suku di Nusantara.
Ia mencontohkan, di Semarang, masyarakat biasa mandi di sungai dekat Tugu Soeharto pada malam satu Syuro. Ritual ini diiringi doa sebagai permohonan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk memperoleh energi dan semangat baru menyambut Tahun Baru Hijriah.
"Hal-hal semacam ini perlu kita refleksikan kembali agar maknanya tetap hidup di tengah masyarakat," ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Budayawan sekaligus cendekiawan Muslim, Ngatawi Al Zastrouw mengulas tradisi lokal di Nusantara yang berperan dalam mempererat silaturahmi masyarakat.
Baca juga: Warga lereng Semeru gelar tradisi 1 Muharam
Baca juga: Festival Muharam Ceria jadi wadah bahagiakan anak yatim di Banyuwangi
Menurut Ngatawi, kehadiran Kemenag sangat diperlukan untuk mempererat persaudaraan umat beragama di Indonesia. Ia menyebut, Kemenag berperan sebagai dokter yang melakukan vaksinasi kultural.
"Taman bunga akan menjadi gersang jika tidak dirawat. Kalau taman sudah gersang, kita butuh vaksinasi kultural. Vaksinnya adalah tradisi-tradisi Nusantara yang baik dan luhur, dan dokternya adalah Kementerian Agama. Harapannya, imunitas budaya masyarakat semakin kuat, sehingga Indonesia tetap lestari dengan kekayaan budayanya,," tutur Ngatawi Al Zastrouw.
Diketahui, Ngaji Budaya Tradisi Muharam diikuti 500 peserta dari berbagai unsur, mulai dari madrasah, penghulu, majelis taklim, penyuluh agama, mahasiswa, santri, hingga masyarakat umum.
Acara juga dimeriahkan dimeriahkan penampilan seni Ki Ageng Ganjur yang memadukan dakwah dengan budaya Islam di Nusantara.
Baca juga: Sambut tahun baru Islam dengan kirab "tebokan"
Baca juga: Menag sebut peringatan tahun baru Muharam simbol kebebasan
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.