Jakarta (ANTARA) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengatakan, meski mereka melarang konten review produk, pihaknya mendukung para pemengaruh bidang kecantikan (beauty influencer) untuk menciptakan unggahan-unggahan edukatif guna melindungi publik dari produk-produk berbahaya.
"Konten yang memberi edukasi. Bagaimana konten edukasi itu, ya kita lagi evaluasi. Intinya kita ingin memberikan guidance yang paling baik untuk semuanya. Baik bagi masyarakat, untuk pertumbuhan ekonomi. Untuk kepentingan masyarakat yaitu melindungi mereka dari produk-produk yang berbahaya," kata Kepala BPOM Taruna Ikrar.
Taruna menjelaskan di Jakarta, Kamis, pihaknya mau melibatkan para pemengaruh ini untuk mengedukasi publik, karena mereka memegang kepercayaan besar dari publik. Sebagai buktinya, dia menambahkan, BPOM pernah mengundang para pemengaruh untuk memfasilitasi proses rekonsiliasi.
Dia menjelaskan, pihaknya mendukung kreativitas para kreator konten selama kreasi mereka tidak melanggar aturan.
"Contoh misalnya yang melanggar aturan, kalau misalnya mengevaluasi produk orang atau mempromosikan produk tertentu, tentu kan itu agak berbeda ya. Contohnya dia hantam orang punya produk orang lain, itu kan terjadi persaingan, fighting of business, itu yang kita tidak izinkan," dia melanjutkan.
Baca juga: BPOM fasilitasi industri kecantikan dengan tiga hal guna cegah konflik
BPOM, katanya, tidak menghalangi kebebasan orang atau hak konsumen untuk berpendapat tentang sebuah produk. Akan tetapi, katanya, pendapat atau review pribadi tersebut hanya boleh untuk dirinya, komunitasnya, atau keluarganya saja, karena yang berhak mengumumkan hasil evaluasi sebuah produk hanya BPOM.
Pihaknya juga memfasilitasi industri produk kecantikan melalui tiga hal, yakni penetapan regulasi untuk memastikan publik aman saat mengonsumsi produk, serta untuk mencegah persaingan bisnis yang timbul karena ada yang merasa produknya dijelek-jelekkan kompetitornya.
"Yang kedua, kita fasilitasi dari segi mana? Kita membuka diri untuk teman-teman influencer. Kalau ada yang ditemukan, sampaikan ke kami. Dan tentu sebelum kita publish ke muka umum. Kita perlu ada recheck. Check and recheck," katanya.
Ketiga, katanya, mereka menjalin komunikasi bersama para pemengaruh, sebagai bentuk fasilitasi yang lebih spesifik.
Baca juga: BPOM awasi keamanan pangan dan uji produk untuk dukung MBG
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025