Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan kepada para nakhoda kapal dan nelayan risiko cuaca ekstrem di wilayah perairan Labuan Bajo dan perairan kawasan Taman Nasional (TNK), Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Seran dihubungi di Labuan Bajo, Selasa mengatakan saat ini wilayah Manggarai Barat, khususnya perairan Labuan Bajo dan kawasan selatan TNK, tengah mengalami peningkatan risiko cuaca ekstrem akibat menguatnya monsun Australia, tinggi gelombang signifikan, dan ditambah adanya partikel halus dari abu vulkanik pasca erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang masih melayang di udara dekat permukaan.
"Itu berdasarkan prakiraan cuaca maritim BMKG dan pengamatan pola atmosfer regional," katanya.
Ia menambahkan faktor meteorologis yang mempengaruhi adalah aktifnya angin monsun Australia, dimana angin kencang dari arah tenggara memicu peningkatan gelombang laut di Selat Sape bagian selatan dan sekitarnya.
"Kecepatan angin permukaan kurang lebih 15 knot memperkuat arus laut permukaan dan menimbulkan kondisi laut yang tidak bersahabat bagi kapal kecil-kecil, terutama kapal wisata dan nelayan," katanya.
Baca juga: BMKG jelaskan penyebab hujan di musim kemarau di Labuan Bajo
Ia juga menjelaskan berdasarkan prakiraan terkini BMKG Maritim Tenau, untuk tanggal 9-12 Juli 2025, gelombang di wilayah perairan selatan Padar dapat mencapai 2,2–2,7 meter, termasuk kategori tinggi bagi kapal kecil dan kapal open deck.
Wilayah tersebut, lanjut dia, secara geografis merupakan zona semi terbuka yang membuatnya sangat rentan terhadap gelombang tinggi dan angin kencang.
Selain itu, keberadaan abu vulkanik dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang sempat menjadi hujan abu di Labuan Bajo dan dipastikan juga ada di wilayah perairan TNK masih berpotensi tersebar di udara, khususnya pada pagi dan malam hari.
Abu vulkanik erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dapat mengaburkan visibilitas, mengganggu pernapasan awak kapal, serta menyebabkan gangguan pada sistem filtrasi dan mesin kapal.
"Kondisi ini bersifat sementara dan dinamis, dan BMKG bersama Syahbandar serta stakeholder lainnya akan terus melakukan pemantauan dan pembaharuan secara berkala demi mendukung keselamatan pelayaran dan wisata bahari di wilayah Manggarai Barat.
Baca juga: Bandara Komodo Labuan Bajo beroperasi kembali pascaerupsi Lewotobi
Baca juga: KSOP Labuan Bajo ingatkan nakhoda waspadai jarak pandang saat berlayar
Baca juga: KSOP Labuan Bajo buka kembali posko antisipasi dampak erupsi Lewotobi
Pewarta: Gecio Viana
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.