BI susun penguatan ekonomi kelompok subsisten dengan perspektif gender

19 hours ago 6

Jakarta (ANTARA) - Deputi Direktur Departemen Ekonomi Keuangan Inklusif dan Hijau Bank Indonesia (BI) Sri Noerhidajati menyatakan bahwa pihaknya tengah menyiapkan penguatan model bisnis inklusif kelompok subsisten dengan lensa atau perspektif gender.

Ia menuturkan bahwa upaya tersebut merupakan bentuk dukungan pihaknya terhadap pemberdayaan UMKM, terutama UMKM perempuan.

“Di tahun 2025 ini BI juga akan menyusun penguatan model bisnis ekonomi keuangan inklusif kelompok subsisten dengan penguatan lensa gender,” ujarnya di Jakarta, Rabu.

Kelompok subsisten adalah kelompok masyarakat berpenghasilan rendah yang memiliki potensi untuk mengembangkan usaha demi meningkatkan kesejahteraan mereka.

Sri Noerhidajati mengatakan bahwa menurut kajian UN Women, jika lebih banyak perempuan bekerja, maka perekonomian akan tumbuh lebih kuat secara global karena pemberdayaan ekonomi perempuan berkontribusi langsung terhadap peningkatan diversifikasi ekonomi dan kesetaraan pendapatan.

Hal tersebut diperkirakan dapat menutup kesenjangan gender secara global serta meningkatkan nilai perekonomian dunia sebesar 7 triliun dolar AS (Rp115.227 triliun, kurs 1 dolar AS = Rp16.461 per Rabu (7/5) pagi).

Namun, perempuan masih menghadapi berbagai hambatan dalam membangun dan mempertahankan keberlanjutan usaha mereka.

Data UN Women pada 2022 menunjukkan bahwa tingkat partisipasi perempuan dalam perekonomian untuk memulai usaha baru hanya sebesar 10 persen.

“Lebih jauh, risiko keberlanjutan usaha perempuan hanya 5,5 persen. Sementara keberlanjutan usaha laki-laki mencapai 8,1 persen. Apa artinya ini? Semakin lama menjalani usaha, tantangan yang dihadapi perempuan ternyata semakin besar,” ucap Sri Noerhidajati.

Untuk meningkatkan pemberdayaan ekonomi perempuan, khususnya pada masyarakat berpenghasilan rendah, Bank Indonesia menginisiasi program pengembangan ekonomi dan keuangan inklusif bagi kelompok subsisten. Program tersebut diimplementasikan di 46 kantor daerah perwakilan Bank Indonesia dengan total kelompok binaan mencapai 98 kelompok.

“Hingga tahun 2024, 83 persen kelompok subsisten binaan Bank Indonesia telah menyediakan pilihan transaksi non-tunai. Digitalisasi ternyata sudah menjadi suatu kebaruan bagi usaha mereka,” kata Sri Noerhidajati.

Baca juga: Wamen Veronica: Perlu bersinergi berdayakan perempuan secara ekonomi
Baca juga: Ipemi: Kontribusi perempuan terhadap ekonomi bisa signifikan

Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |